Halaman

    Social Items

BELAJAR POLITIK DARI PERANG ACEH



Belanda adalah salah satu negeri kecil di Eropa. Dengan jarak yang sangat jauh mengarungi samudra,sangatlah mengherankan apabila bisa mengalahkan bangsa bangsa di Nusantara. Semua itu tidak terlepas dari kecerdikannya dalam strategi dan memanfaatkan kelemahan kelemahan lawannya.

Perang aceh adalah salah satu perlawanan yang sangat hebat, sehingga membuat Belanda kuwalahan.Tetapi atas anjuran ahli strateginya, Belanda berhasil mengetahui bahwa kunci kekuatan di Aceh ada pada Islam yang merupakan keyakinan terbesar masyarakat Aceh.

Oleh sebab itu Belanda segera malancarkan serangannya langsung ke sumber kekuatan itu, yaitu dengan melancarkan politik “asosiasi”, yang membuat Islam dipandang secara negatif.

Dengan melakukan politik asosiasi dan adu domba. Perang Aceh akhirnya bisa dipadamkan. Mari kita lihat strategi dari Snouck Hurgronje (Strategi Belanda Melumpuhkan Islam, Biografi Christian Snouck Hurgronje )

SIAPA SNOUCK HURGRONJE

Christian Snouck Hurgronje dilahirkan pada tanggal 8 Februari tahun 1857 di Oosterhout dan meninggal di Leiden Belanda pada tanggal 1 juni tahun 1936. Beliau dilahirkan dari keluarga pendeta Protestan yang sangat konvensional dan ortodox.

Beliau menyelesaikan Program Doktoral di Universitas Leiden dengan desertasi yang berjudul Het Makkaasehe Fest yang membahas ibadah haji Islam.

Dalam disertasinya ini Snouck menganggap bahwa Al-Qur’an bukanlah wahyu dari Tuhan, tetapi sebagai karya Nabi Muhammad yang berisi gagasannya tentang agama.

Pada tahun 1894 Snouck mendapat tugas dari Kementrian Urusan Wilayah Jajahan Negeri Belanda untuk belajar Bahasa Melayu di Arab. Karena dianggap sebagai pakar di bidang Islamologi beliau memang disiapkan untuk berkomunikasi dengan bangsa bangsa Nusantara dan Asia Tenggara.

Di Arab, Snouck  belajar Islam dengan tekun dan banyak menguasai buku tafsir, diantaranya Tafsir Al-Baidhawi, Tafsir Al-Bajuri, Al-Ikna dan Kitab Tuhfah. Selain itu dia juga hafal sahih Bukhari dan Muslim. Itukah sebabnya dia begitu dihormati di Aceh sehingga memudahkan misinya di Aceh.

Selama di Aceh, beliau bergaul dengan seorang ulama Aceh yang bernama Habib Abdurrahman Al-Zahir, sehingga memiliki pemahaman yang baik tentang masyarakat Aceh. Maka ketika terjadi perang Aceh, beliau menawarkan diri untuk ditugaskan di sana. Ketika berada di Aceh, Snouck Hurgronje memperkenalkan dirinya sebagai Syeh Gofar dari Baghdad.

Pada tahun 1889, Snouck Hurgronje dikirim ke aceh untuk tugas memberi saran tentang penyelesaian perang Aceh dan Belanda. Segera dia mempelajari karakteristik orang aceh secara anthropologis, sehingga bisa melihat bahwa kegagalan Belanda di Aceh disebabkan karena Belanda tidak melihat Aceh sebagai wilayah Islam.

Setelah itu beliau mulai mengkaji kitab kitab Ulama Aceh yang dianggapnya sangat berpengaruh terhadap Islam di Aceh, termasuk kitab Umdatu Al-Muhtadin karya Syekh Abdul Rauf Syah Kuala.

ISLAM ADALAH KEKUATAN TERBESAR DI ACEH

Akhirnya beliau memberikan laporan kepada Pemerintah Belanda, bahwa pengaruh dan keyakinan masyarakat Aceh terhadap islam sangatlah besar. Dan perang aceh dikobarkan oleh Para Ulama.

Oleh sebab itu dia menyarankan agar “Islam dinilai secara negatif” bagi masyarakat aceh, karena islam mampu membangkitkan fanatisme rakyat aceh untuk melawan Belanda.

Selain itu dia juga menyarankan agar pemuka agama dalam masyarakat Aceh ditumpas sehingga pengaruh islam menjadi tipis di Aceh.

Snouck menyadari bahwa tidak semua orang Islam harus diposisikan sebagai musuh. Dia mengetahui bahwa jika agama mereka tidak diusik, Ulama tidak akan mengerahkan masa untuk melawan Belanda.

Itulah sebabnya Snouck Hurgronje membagi permasalah Islam menjadi 3 bagian, yaitu bidang agama murni, bidang sosial dan kemasyarakatan & bidang politik.

STRATEGI DEISLAMISASI

Islam tidak memisahkan agama, sosial dan politik, Oleh sebab itu Belanda harus memisahkannya. Ini dilakukan dengan politik asosiasi melalui pendidikan dan budaya agar mereka lebih terasosiasi dengan budaya Eropa daripada budaya Islam.

Mereka harus bangga terasosiasi dengan Eropa daripada terasosiasi dengan Islam.

Dalam bidang politik, segala pemberontakan akan ditumpas meskipun harus menggunakan kekerasan. Untuk menciptakan asosisi positif terhadap Belanda, setelah pemberontak dikalahkan, Pemerintah wajib menyediakan pendidikan, kesejahteraan dan sistem perekonomian yang baik bagi masyarakat.

Di bidang agama, asal tidak menganggu kekuasaan, pemerintah wajib memberikan kemerdekaan terhadap umat islam untuk melaksanakan ajaran agamanya. Pemerintah harus membantu tempat peribadatan dan kemudahan dalam pelaksanaan ibadah haji.

Di bidang kemasyarakatan rakyat didorong untuk berpegang pada adat, yang tentu saja sudah disesuaikan dengan tujuan mendekatkan masyarakat pada budaya eropa.

Pemerintah harus membatasi pengaruh islam dalam hukum dan peraturan. Hukum islam hanya bisa dilegitimasi jika sudah diadopsi menjadi hukum adat.

POLITIK DEVIDE ET IMPERA

Untuk memudahkan politik Devide Et Impera, Snouck menyarankan agar pemerintah memanfaatkan kelompok priyayi dan islam abangan. Kelompok ini cenderung tidak peduli dengan keislamannya dan tidak memusuhi Belanda.

Dengan Pendidikan, Belanda membuat mereka terasosiasi dengan budaya barat, sehingga dengan mudah diajak kerja sama dalam kebudayaan dan kehidupan sosial.

Kemudian mereka yang terasosiasi dengan kebudayaan barat diberikan kedudukan politik dan administrasi. Sedangkan golongan santri diasosiakan dengan keterbelakangan, tidak berpendidikan dan ketinggalan jaman. Stigma ini masih kental kita rasakan hingga sekarang.

Kemudian secara beangsur angsur pejabat Eropa dikurangi dan digantikan oleh pejabat Pribumi yang telah dididik secara Eropa, hasil asosiasi yang diterapkan dalam pendidikan mereka. Akhirnya Indonesia akan diperintah oleh Pribumi yang terasosiasi dengan kebudayaan Eropa.

Konsep Snouck Horgrunje ini memang tidak sepenuhnya diterapkan, oleh Belanda, tetapi terbukti berhasil meredam perlawanan Aceh terhadap Belanda.


Mari belajar dari sejarah kita agar tidak diombang ambingkan oleh persepsi yang dibentuk oleh musuh musuh kita.

begawantung.blogspot.com

BELAJAR POLITIK DARI PERANG ACEH

BELAJAR POLITIK DARI PERANG ACEH



Belanda adalah salah satu negeri kecil di Eropa. Dengan jarak yang sangat jauh mengarungi samudra,sangatlah mengherankan apabila bisa mengalahkan bangsa bangsa di Nusantara. Semua itu tidak terlepas dari kecerdikannya dalam strategi dan memanfaatkan kelemahan kelemahan lawannya.

Perang aceh adalah salah satu perlawanan yang sangat hebat, sehingga membuat Belanda kuwalahan.Tetapi atas anjuran ahli strateginya, Belanda berhasil mengetahui bahwa kunci kekuatan di Aceh ada pada Islam yang merupakan keyakinan terbesar masyarakat Aceh.

Oleh sebab itu Belanda segera malancarkan serangannya langsung ke sumber kekuatan itu, yaitu dengan melancarkan politik “asosiasi”, yang membuat Islam dipandang secara negatif.

Dengan melakukan politik asosiasi dan adu domba. Perang Aceh akhirnya bisa dipadamkan. Mari kita lihat strategi dari Snouck Hurgronje (Strategi Belanda Melumpuhkan Islam, Biografi Christian Snouck Hurgronje )

SIAPA SNOUCK HURGRONJE

Christian Snouck Hurgronje dilahirkan pada tanggal 8 Februari tahun 1857 di Oosterhout dan meninggal di Leiden Belanda pada tanggal 1 juni tahun 1936. Beliau dilahirkan dari keluarga pendeta Protestan yang sangat konvensional dan ortodox.

Beliau menyelesaikan Program Doktoral di Universitas Leiden dengan desertasi yang berjudul Het Makkaasehe Fest yang membahas ibadah haji Islam.

Dalam disertasinya ini Snouck menganggap bahwa Al-Qur’an bukanlah wahyu dari Tuhan, tetapi sebagai karya Nabi Muhammad yang berisi gagasannya tentang agama.

Pada tahun 1894 Snouck mendapat tugas dari Kementrian Urusan Wilayah Jajahan Negeri Belanda untuk belajar Bahasa Melayu di Arab. Karena dianggap sebagai pakar di bidang Islamologi beliau memang disiapkan untuk berkomunikasi dengan bangsa bangsa Nusantara dan Asia Tenggara.

Di Arab, Snouck  belajar Islam dengan tekun dan banyak menguasai buku tafsir, diantaranya Tafsir Al-Baidhawi, Tafsir Al-Bajuri, Al-Ikna dan Kitab Tuhfah. Selain itu dia juga hafal sahih Bukhari dan Muslim. Itukah sebabnya dia begitu dihormati di Aceh sehingga memudahkan misinya di Aceh.

Selama di Aceh, beliau bergaul dengan seorang ulama Aceh yang bernama Habib Abdurrahman Al-Zahir, sehingga memiliki pemahaman yang baik tentang masyarakat Aceh. Maka ketika terjadi perang Aceh, beliau menawarkan diri untuk ditugaskan di sana. Ketika berada di Aceh, Snouck Hurgronje memperkenalkan dirinya sebagai Syeh Gofar dari Baghdad.

Pada tahun 1889, Snouck Hurgronje dikirim ke aceh untuk tugas memberi saran tentang penyelesaian perang Aceh dan Belanda. Segera dia mempelajari karakteristik orang aceh secara anthropologis, sehingga bisa melihat bahwa kegagalan Belanda di Aceh disebabkan karena Belanda tidak melihat Aceh sebagai wilayah Islam.

Setelah itu beliau mulai mengkaji kitab kitab Ulama Aceh yang dianggapnya sangat berpengaruh terhadap Islam di Aceh, termasuk kitab Umdatu Al-Muhtadin karya Syekh Abdul Rauf Syah Kuala.

ISLAM ADALAH KEKUATAN TERBESAR DI ACEH

Akhirnya beliau memberikan laporan kepada Pemerintah Belanda, bahwa pengaruh dan keyakinan masyarakat Aceh terhadap islam sangatlah besar. Dan perang aceh dikobarkan oleh Para Ulama.

Oleh sebab itu dia menyarankan agar “Islam dinilai secara negatif” bagi masyarakat aceh, karena islam mampu membangkitkan fanatisme rakyat aceh untuk melawan Belanda.

Selain itu dia juga menyarankan agar pemuka agama dalam masyarakat Aceh ditumpas sehingga pengaruh islam menjadi tipis di Aceh.

Snouck menyadari bahwa tidak semua orang Islam harus diposisikan sebagai musuh. Dia mengetahui bahwa jika agama mereka tidak diusik, Ulama tidak akan mengerahkan masa untuk melawan Belanda.

Itulah sebabnya Snouck Hurgronje membagi permasalah Islam menjadi 3 bagian, yaitu bidang agama murni, bidang sosial dan kemasyarakatan & bidang politik.

STRATEGI DEISLAMISASI

Islam tidak memisahkan agama, sosial dan politik, Oleh sebab itu Belanda harus memisahkannya. Ini dilakukan dengan politik asosiasi melalui pendidikan dan budaya agar mereka lebih terasosiasi dengan budaya Eropa daripada budaya Islam.

Mereka harus bangga terasosiasi dengan Eropa daripada terasosiasi dengan Islam.

Dalam bidang politik, segala pemberontakan akan ditumpas meskipun harus menggunakan kekerasan. Untuk menciptakan asosisi positif terhadap Belanda, setelah pemberontak dikalahkan, Pemerintah wajib menyediakan pendidikan, kesejahteraan dan sistem perekonomian yang baik bagi masyarakat.

Di bidang agama, asal tidak menganggu kekuasaan, pemerintah wajib memberikan kemerdekaan terhadap umat islam untuk melaksanakan ajaran agamanya. Pemerintah harus membantu tempat peribadatan dan kemudahan dalam pelaksanaan ibadah haji.

Di bidang kemasyarakatan rakyat didorong untuk berpegang pada adat, yang tentu saja sudah disesuaikan dengan tujuan mendekatkan masyarakat pada budaya eropa.

Pemerintah harus membatasi pengaruh islam dalam hukum dan peraturan. Hukum islam hanya bisa dilegitimasi jika sudah diadopsi menjadi hukum adat.

POLITIK DEVIDE ET IMPERA

Untuk memudahkan politik Devide Et Impera, Snouck menyarankan agar pemerintah memanfaatkan kelompok priyayi dan islam abangan. Kelompok ini cenderung tidak peduli dengan keislamannya dan tidak memusuhi Belanda.

Dengan Pendidikan, Belanda membuat mereka terasosiasi dengan budaya barat, sehingga dengan mudah diajak kerja sama dalam kebudayaan dan kehidupan sosial.

Kemudian mereka yang terasosiasi dengan kebudayaan barat diberikan kedudukan politik dan administrasi. Sedangkan golongan santri diasosiakan dengan keterbelakangan, tidak berpendidikan dan ketinggalan jaman. Stigma ini masih kental kita rasakan hingga sekarang.

Kemudian secara beangsur angsur pejabat Eropa dikurangi dan digantikan oleh pejabat Pribumi yang telah dididik secara Eropa, hasil asosiasi yang diterapkan dalam pendidikan mereka. Akhirnya Indonesia akan diperintah oleh Pribumi yang terasosiasi dengan kebudayaan Eropa.

Konsep Snouck Horgrunje ini memang tidak sepenuhnya diterapkan, oleh Belanda, tetapi terbukti berhasil meredam perlawanan Aceh terhadap Belanda.


Mari belajar dari sejarah kita agar tidak diombang ambingkan oleh persepsi yang dibentuk oleh musuh musuh kita.

begawantung.blogspot.com

Tidak ada komentar