PAKU BUMI TANAH JAWA DAN NUSANTARA
PAKU BUMI TANAH JAWA DAN NUSANTARA
Di Kota kudus ada dulu ada Seorang kyai yang sangat
dihormati. Beliau adalah Bapak Kyai Arwani (Almahrum). Pada yahun 2005 beliau
memberikan catatan di balik kalender yang dimilikinya, bahwa pada tanggal 27
mei 2006 pada jam 6 kurang sedikit akan
terjadi perubahan “Arah kiblat” sekitar 4 derajad.
Dan pada tanggal tersebut, yaitu 27 mei 2006 jam 05.55
terjadilah gempa di yogtakarta. Apa
kaitan pergeseran arah kiblat dengan gempa di yogyakarta?
Perubahan arah kiblat diakibatkan oleh bergesernya “blog
lempeng” Eurasia yang memicu adanya
gempa tektonik dan gempa tektonik di yogtakarta.
Sejak jaman dahulu kala, kawasan nusantara merupakan daerah
rawan gempa. Semenjak “tengelamnya” laut jawa, kawasan ini dianggap sebagai
daerah rawan dan sulit untk ditinggali. Blog Eurasia terutama di Nusantara
dipengaruhi oleh tekanan lempeng samudra Hindia dan samudra pasifik serta lempeng benua Australia. Tekanan itu membuat kawasan nusantara
sangatlah labil. Sangat rawan terjadi gerakan tektonik yang mengakibatkan gempa
dan letupan gunung api.
Kemudian datanglah beberapa tokoh yang membuat “Patok” atau
pasak di pulau Jawa, agar pulau Jawa dan
Kawasan Nusantara aman untuk diitinggali.
Dalam babat tanah jawa, dikenal tokoh yang bernama Syekh Subakir yang
membuat patok di Gunug tidar Jawa tengah. Tujuannya agar Pulau jawa bisa stabil
dan aman untuk ditinggali.
Tercatat pula pada jaman Majapahit hingga kerajaan Demak,
para wali juga melakukan pematokan pada beberapa wilayah di pulau jawa. Sayangnya masa berlaku patok yang digunaka
untuk menstabilkan Pulau Jawa dan kawasan Nusanyara terbatas masa berlakunya.
Kabarnya, kekuatannya hanya akan bertahan selama 500 tahun saja.
Anggap saja pematokan terakhir dilakukan pada jaman Kerajaan
Demak Bintoro sekitar tahun 1501 Masehi. Berarti sekitar tahun 2000’an pengaruhnya
mungkin sudah hilang.
Apakah itu yang menyebabkan pergeseran lempeng Eurasia di
atas Nusantara menjadi semakin aktif?
Dan mengakibatkan gempa gempa tektonik dan letusan gunung api yang susul
menyusul?
Adakah para “Wali jaman sekarang” yang bersedia untuk melakukan
“pematokan” pada bumi Nusantara agar lebih stabil untuk ditinggali? Tentu saja
seijin Allah Swt.
Semoga doa dan harapan kita yang tulus dan bersama sama kita
lakukan bisa membuat “Paku Bumi” untuk
stabilitas kawasan Nusantara. Paku Bumi
yang selain mambuat stabilititas bumi yang kita tinggali, juga stabilitas
politik, keamanan, ekonomi, keadilan dan tentu saja kesejahteraan bersama.
Begawan Tung
Begawantung.blogspot.com
Posting Komentar untuk "PAKU BUMI TANAH JAWA DAN NUSANTARA "