Desas Desus Dari Negeri Salanda

DESAS SESUS  DARI NEGERI SALANDA

Jaman dahulu kala, terjadilah perseteruan antar dua negara, Salandra dan Ayata yang banyak menimbuklan korban.  Ayatha kemudian  terkalahkan dan rakyatnya kemudian menderita selama bertahun tahun di bawah kekuasaan negara tetanganya itu.

Sebagai negara yang dikalahkan,  dan ditindas , Seorang Rakyat  Ayatha kemudian melakukan perlawanan. Karena tidak memiliki bala bantuan, perlawanannya itu dengan cepat dapat dihentikan.  Dengan kejam, dia disiksa bersama dengan anggotanya, hingga menemui ajalnya.

Sebelum meningal, dia berpesan kepada semua orang yang neyaksikannya, bahwa perlawannnya tidak akan bisa dihentikan. Karena di di kehidupan yang akan datang” dia akan tetap melawan. Dia bersumpah akan tetap melawan, setelah dia bereinkarnasi.

Pada suatu hari, terlahirlah seseorang  yang ketika dewasa, memjadi penguasa dan memegang pemerintahan di Negara Salanda. Gaya pemerintahannya sangat aneh, di mana cenderung merugikan negaranya. Angkatan bersenjata dibuatnya lemah dan pertanian tidak diperhatikan sehingga harga pangan membumbung tinggi 2 kali lipat lebih dari negara tetangganya.

Tidak Cuma bahan makanan pokok yang mahal, tetapi bahan bakar dan energi yang harganya naik secara terus menerus.  Hal itu menjadikan biaya produksi menjadi tinggi dan menghambat produksi  rakyat.  

Ditambah dengan masuknya barang produksi import yang menyebabkan beberapa industri besar tumbang, tanpa terlindungi. Dan tidak ada sedikit usahapun untuk menyelamat industri negerinya.

Akibatnya beberapa industri besar tumbang, PHK besar besaran, dan penganguran menjadi meningkat pesat. Tetapi saat pengangguran meningkat, Pemerintahnya  malah mengundang pekerja asing untuk mengerjakan proyek proyek pembangunan.  

Daya beli raktat turun drastis, menyebabkan beberapa industri retail yang menyediakan kebutuhan rakyat menengah ke bawah banyak yang surut bahkan menutup gerai gerainya. Pasar pasar kebutuhan sekunder menjadi sepi, menunjukkan perputaran ekonomi yang sedang lesu.

Para pejabat setingkat menteri dibuatnya ribut satu sama lain. Bahkan untuk urusan koordinasi saja sering timbul perselisihan. Berita simpang siur yang menimbulkan “perpecahan” di antara rakyat dan  menimbulkan isu akan terjadinya perang saudara. 

Munculnya isu sara yang didukung media resmi, padahal tidak ada sebuah ras pun yang ditindas. Tidak ada kejadian permusuhan agama oleh agama tertentu. Dan isu itu pun menimbulkan polarisasi dua kubu yang seolah bermusuhan secara masif.  Dan yang mengherankan, isu itu justru muncul dari para petinggi dari Negara Salanda.

Melihat kejadian aneh itu, rakyat menjadi heran. Seorang kepala negara melakukan banyak kebijakan yang merugikan negaranya, dan menguntungkan pihak asing.

Tiba tiba saja mereka teringat dengan “cerita rakyat” dari Kerajaan  Ayata yang ratusan tahun yang lalu pernah ditakhlukkan oleh kerajaan Salanda.  Legenda yang bercerita tentang seorang pejuang yang membela negaranya dari penindasan.  Berkali kali dikabartkan dia “menitis” dan memimpin perlawanan terhadap penindasnya.

Kini Ayatha, Negara yang dulu ditindas itu sudah merdeka. Salanda pun setelah mengalami penjajahan dari negara lain, juga sudah merdeka dan berubah menjadi Republik Salanda. Kedua negara kini menjadi negara sahabat di suatu kawasan. 

Tetapi Pemimpin dari negara Ayatha yang tertindas dan selalu menitis untuk melakukan perlawanan kini malah terlahir di Republik  Salanda. Dalam proses reinkarnasi itu, dia terlahir di Republik Salanda, dan menjadi penguasa.

Walaupun Sang pejuang itu kini adalah warga negara Republik Salanda, tetapi dendamnya terhadap Kerajaan salanda masih membara. Dan karena dendamnya terhadap negara ini, maka diporakporandakannya Negara Salanda, dan dilemahkannya. Agar suatu saat negara ini merasakan penindasan, seperti yang dirasakan oleh “rakyatnya” Jaman dahulu.

Dia lupa, bahwa sekarang dia adalah Warga negara Republik Salanda. Tetapi karena dendam masa lalunya, negaranya sendiri pun diserangnya.

Cerita itu semua adalah desas desus saja. Berita hoax yang ditujukan untuk mendeskreditkan penguasa Republik Sandala. Berita yang beredar melalui bisikan dari telinga ke telinga. Tentu saja desas desus tidak bisa dipercaya.

Padahal penguasa Republik Sandala sedang giat giatnya melakukan pembangunan dengan segala upaya. Bahkan mengorbankan diri untuk berhutang kepada asing untuk membiayai pembangunannya.

Saking besarnya infrastruktur yang dibangunnya, hutang negara menjadi melonjak tiada tara.  Selama 2 tahun berkuasa saja, hutangnya sudah melampaui hutang rezim sebelumnya . Yang berkuasa selama 30 tahun lamanya.


Dan cerita di atas itu hanya desas desus belaka.....

Begawan Tung
begawantung.blogspot.com

Posting Komentar untuk "Desas Desus Dari Negeri Salanda"