SURAT UNTUK BAPAK SBY
SURAT UNTUK BAPAK SBY
Pada waktu masih kos di kawasan Bintaro, Jakarta selatan, saya
memiliki teman yang agak “aneh”. Dia
merasa memiliki “tanggung jawab yang besar” terhadap Republik indonesia. Dan
itu dilakukannya dengan memberikan banyak “nasehat” kepada bapak Presiden SBY.
Setiap ada permasalahan “nasional” dia mengirim surat pada
Bp. Presiden. Pada suatu hari, saya bertanya kepadanya,”Surat pada bapak
Presiden kamu titipan pada siapa ong? “. Dia mengatakan bahwa suratnya dia titipkan
kepada Bp. Pendeta di gerejanya. Caranya adalah dengan memasukkannya pada “kotak surat” yang disediakan di tempat nya beribadah itu.
Kami semua mamaklumi kelakuannya kelakuannya. Ibunya bilang,
bahwa dulu pada waktu kecil dia pernah sakit dengan suhu yang sangat
tinggi. Itu yang menjadikannya “Agak
terbelakang” dalam berpikir.
Pada suatu hari, dia
masuk ke kamar kos saya. Itu sering dilakukannya jika melihat saya sedang “santai”
tidak melakukan kegiatan apa apa. Dia
bercerita ke sana kemari. Sampai pada suatu saat dia bercerita tentang salah
satu teman kos. Katanya, dia akan
melanjutkan kuliah S2 di salah satu perguruan tinggi di Jakarta.
“Tapi ada yang aneh mas”, begitu katanya kepadaku. Pada
waktu saya tanya, dia bilang bahwa Kuliah S2 akan diselesaikannya dalam waktu 2
tahun. Padahal Kuliah S1 saja minimal 4 tahun. Mosok yang S2 Cuma 2 tahun?”
Si Oong bercerita sambil tertawa terkekeh kekeh, sambil
memegangi perutnya, karena merasa sangat geli. “Gak jelas, dia ya mas”,
pungkasnya. Rupanya dia merasa teman kos
saya itu sedang “menipunya”. Karena setahunya S1 saja harus menempuh waktu 4
tahun, sedangkan S2 mosok Cuma 2 tahun saja.
Dia tidak menyadari, bahwa untuk menyelesaikan S2, mereka harus sudah menyelesaikan S1 nya terlebih
dahulu. Untuk menyelesaikan S1 minimal harus menyelesaikan
140 SKS, sedangkan untuk menyelesaikan
S2 hanya dibutuhkan minimal 72 SKS saja.
“Gitu ya ong” kata saya menanggapinya. Sambil terus
mendengar “pemikiran pemikirannya” untuk Indonesia yang akan dia sampaikan kepada bapak Presiden SBY.
Si Oong memang selalu lucu dan lugu dengan cerita ceritanya.
Dan ketika saya melihat ada orang yang “tidak tahu” tetapi “mentertawakan”
orang orang yang justru lebih tahu darinya, tiba tiba saja saya ingat sahabat
saya waktu masih kos di Bintaro.
Oong, I love You full....
Begawan Tung
Begawantung.blogspot.com
Posting Komentar untuk "SURAT UNTUK BAPAK SBY"