Spiritualitas Fisika Kuantum Dan Terapannya

Spiritualitas - Fisika Kuantum dan Terapannya


FISIKA NEWTONIAN VS FISIKA KUANTUM

Fisika Newtonian telah membawa kita pada revolusi industri yang sedemikian pesat, sehingga banyak dari fisikawan yang mendewakannya. Akibatnya, ketika ditemukan fenomena “subatomic” yang  bertentangan dengan prostulat prostulat Newton, semuanya dianggap klenik dan tahayul.

Apa yang akan terjadi jika para fisikawan terjebak dengan hanya bersandar pada fisika klasik? Tentu kita tidak akan mengenal transistor. Transistor adalah teknologi yang membutuhkan pengetahuan tentang pengisian elektron dalam atom semacam silikon dan germanium. Dengan Transistor kita bisa membelokkan elektron dan menentukan kapan dia harus mengalir. Itulah sebabnya kita bisa membuat seperangkat komputer yang sangat canggih.

Jika kita menggunakan tabung dioda yang sebesar botol kecap sebagai pengganti transistor, dan dalam sebuah komputer penthium 4 dibutuhkan 55 ribu transistor, bisa anda bayangkan sebesar apa perangkat komputer kita yang menggunakan 55 ribu tabung dioda.

Banyak fenomena fenomena yang dulu dianggap takhayul bisa dijelaskan dengan fisika kuantum. Pada kesempatan ini perkenankan saya bercerita tentang “pusat kesadaran semesta” yang ditemukan ketika para fisikawan meneliti tentang dualisme gelombang yang sangat fenomental. 

Para Spiritualis Kuno sudah memahaminya secara intusisi, dan banyak diceritakan dalam karya karya klasik mereka. Untuk informasi lebih jauh anda bisa membaca buku The Tao of Physic karya Fritjof Capra.

DUALISME SIFAT CAHAYA

Para fisikawan mengenal dualisme sifat cahaya. Dalam beberapa penelitian diketahui bahwa cahaya bersifat gelombang, tetapi dalam penelitian yang lain ditemukan adanya sifat materi pada cahaya. Pada waktu masih sekolah, saya tidak percaya kalau Cahaya memiliki kedua sifat itu sekaligus. Tentu ada hal yang berbeda, kapan dia bersifat cahaya dan kapan bewujud materi.

Apa yang mendasari perbedaan sifat cahaya ? kapan dia menjadi gelombang dan kapan bersifat materi? Mari kita lihat bersama logika dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

KESADARAN DAN MATERIALISASI

Ketika cahaya diarahkan ke suatu layar pengamatan, dan diantara sumber cahaya dan layar pengamatan diletakkan dinding tipis  tidak tembus cahaya, yang diberi 2 buah celah berbentuk vertikal dalam posisi berdampingan, maka cahaya akan menerobos kedua celah dan menerangi layar pengamatan.

Ketika dilakukan pengamatan pada layar, yang kelihatan adalah spektrum berupa garis terang gelap. Hal ini membuktikan bahwa cahaya bersifat gelombang.

Cahaya yang keluar dari satu celah bertemu dengan cahaya yang berasal dari celah yang lain, menimbulkan interferensi. Gelombang naik ketemu gelombang naik menghasilkan cahaya terang, gelombang turun bertemu gelombang turun menimbulkan cahaya gelap. Proses inilah yang mengakibatkan pola spektrum gelap terang pada layar. Dan interferensi ini tidak mungkin terjadi jika cahaya tidak bersifat gelombang.

Tetapi pada saat dipasang sensor, sehingga arah jatuhnya cahaya dapat diamatai, munculah fenomena yang berbeda sama sekali. Pada titik jatuhnya cahaya di layar terdapat pola di mana cahaya terang di pusat dan berangsur angsur meredup ketika menjauhi pusat jatuhnya cahaya. Ini adalah pola dari materi.

Fenomena cahaya yang bersifat materi ini hanya bisa diamati ketika kita memasang sensor untuk mengawasi ke mana arah dari cahaya. Artinya materialisasi gelombang cahaya hanya akan terjadi jika ada “kesadaran” yang mengawasinya.

Para Fisikawan Kuantum berkesimpulan bahwa materialisasi terjadi karena adanya “kesadaran” yang mendasarinya. Dan karena alam semesta ini sangat luas dan kompleks, maka seharusnya ada terdapat “Maha Kesadaran” yang mengontrolnya.

Banyak ilmuwan yang menjadi percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa karena penelitian ini. Walaupun banyak yang belum yakin, dan menganggap yang mengontrol adalah “kesadaran semesta” itu sendiri.

MANUSIA MAKHLUK KESADARAN

Sebagai manusia yang memiliki kesadaran tentu kita memiliki kemampuan materialisasi dalam kapasitas tertentu. Sebelum segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia pasti sebelumnya telah muncul dalam pikirannya. Sebelum bangunan yang indah dan megah tercipta, pasti sudah ada dalam pikiran Sang Arsitek.

Jadi hati hatilah dengan apa yang anda pikirkan, karena memiliki potensi yang sangat besar untuk “mewujud”.  Jaga agar tetap positif sesuai dengan tujuan hidup anda. Karena akumulasi pikiran anda dengan cara tertentu bisa mengendap dalam bawah sadar, menciptakan believe yang susah dihilangkan ketika sudah terbentuk.

Mengapa harus bawah sadar? Bawah sadar adalah kesadaran kita yang selalu sadar bahkan pada saat kita tidur sekalipun. Itulah sebabnya kekuatannya lebih besar dibanding kesadaran anda. Jika kehendak yang berasal dari pikiran sadar anda bertentangan dengan bawah sadar anda, maka bawah sadarlah yang akan menang.

Itulah sebabnya ada istilah “your beliefe is tour projection” yang menjadi prostulat dalam ilmu Low of Atraction (LOA). Prinsip ini juga yang mendasari Yoga Ninda dalam tradisi nusantara, dan kesadaran Shambala yang diajarkan oleh seorang Lama dari Tibet ketika datang ke Indonesia dan masih banyak lagi tradisi tradisi yang tersebar di seluruh dunia.

Begawan Tung
begawantung.blogspot.com



Posting Komentar untuk "Spiritualitas Fisika Kuantum Dan Terapannya"