CLIENT BASE COMMUNICATION
CLIENT BASE COMMUNICATION
Para ahli di bidang pengembangan sumberdaya manusia
menyadari bahwa setiap manusia memiliki talenta yang ada di dalam dirinya
sendiri untuk mencapai sukses. Salah satu preposisi dalam NLP (Neuro
Linguistic Programming) adalah bahwa
sumberdaya yang dibutuhkan untuk setiap perubahan yang diperlukan oleh
seseorang sudah ada di dalam dirinya sendiri. Masalahnya tidak semua orang menyadari dan tahu cara membangkitkan
kekuatan yang ada di dalam dirinya sendiri itu.
Untuk menjelaskan permasalahan ini,perkenankan saya
bercerita tentang bagaimana seorang therapis membantu seseorang untuk
memunculkan potensi yang ada di dalam dirinya itu, dan digunakan untuk
melakukan perubahan menuju ke kondisi yang lebih baik.
Pada suatu hari, Milton Eriskson menemukan seekor kuda
sedang kebingungan di tepi perkebunan sekitar desanya. Beliau tahu bawa kuda
itu ingin pulang ke kandangnya tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukannya.
Kuda itu tampak gelisah, mungkin karena merasa tersesat dan tidak bisa balik ke
tempatnya.
Mr. Erickson ingin membantu kuda tersebut menyelesaikan
masalahnya, tetapi tentu saja beliau tidak tahu di mana kandang dari kuda
tersebut. Yang dilakukannya adalah
menggiring si kuda ke jalan dan membuatnya terus bergerak. Setiap kali kuda itu berusaha berjalan menuju
semak semak di pinggir jalan, beliau segera menggiringnya agar tetap berada di
jalan.
Apa yang dilakukan Mr Erickson ini membuat kuda itu terus
berjalan, dan ketika sampai di depan halaman milik seorang petani, kuda itu
berbelok masuk ke dalam menuju ke kandangnya. Melihat ada orang yang membawa
kudanya yang tersesat itu kembali, Si Petani berterima kasih kepadanya, sambil
tidak bisa menyembunyikan keheranannya.
Petani itu bertanya,”bagaimana anda bisa tahu kuda itu milik
saya? Dan bagaimana cara anda membawanya ke mari?”. Mr. Erickson menjawab,
bahwa kuda itu sendiri yang berjalan menuju ke kandangnya. Dan dia hanya
membantunya untuk tetap bergerak dan berada di jalan, hingga dia sendiri yang
menemukan kandangnya.
Analogi dari cerita ini sering digunakan oleh Mr. Erickson
untuk memperkenalkan “Client Base Theraphy” dalam hypnotherapy. Therapy ini memanfaatkan apa saja yang sudah
ada pada diri pasien untuk membantunya keluar dari permasalahannya.
Seringkali kita terlibat sebagai konsultan, bahkan therapis
bagi teman yang sedang mengalami
ketidakeimbangan psikologis. “sabar ya bu..” begitu kata yang sering
kita dengar dari mereka. Sebagai tanda simpati, tentu saja kalimat itu cukup
menentramkan. Tetapi dalam konteks
menyembuhkan ketidakeimbangan psikologis, tentu tidak banyak bermanfaat.
Mengapa? Karena teman anda yang sedang mendapat masalah itu
juga sudah tahu bahwa dia harus sabar dalam menghadapi masalah. Bahkan ada yang tersinggung, sambil
berkata,”kalau tidak sabar, mungkin saya sudah bunuh diri”. Artinya terkadang nasehat yang bermaksud baik
pun bisa menjadi masalah baru.
Kecenderungan untuk
menanggapi seorang yang mengeluh dengan “nasehat” adalah manusiawi, karena kita
ingin membantu. Tetapi tahukah anda bahwa seringkali mereka mengeluh bukan
untuk mendapatkan nasehat. Ada kalanya mereka mengeluh untuk menapatkan pujian,
betapa kuatnya dia menghadapi masalahnya. Jika itu yang terjadi, mereka justru
menjadi tersinggung dengan nasehat anda.
Dalam banyak hal orang biasanya sudah tahu apa yang baik dan
apa yang buruk, dan juga sudah tahu pula apa yang harus dilakukannya ketika
menghadapi masalah. Nasehat yang anda
berikan, biasanya juga sudah sering mereka dengar dari berbagai sumber. Itulah
sebabnya kadang ada yang tersinggung ketika diberi masukan atau nasehat, karena
merasa dianggap bodoh.
Jadi ketika kita ingin membantu seseorang untuk
menyelesaikan masalahnya, kita harus tahu apa sebenarnnya yang menjadi
keinginannya. Kemudian kita harus mengetahui bagaimana kondisinya saat ini.
Baru kita menentukan teknik dan cara untuk membantunya.
Sebagai contoh perkenankan saya bercerita tentang kejadian
ribuan tahun yang lalu dalam perang tiga negara di china. Perdana menteri dinasti Han, Cao Cao
melakukan ekspansi militer terhadap kerajaan Wu di selatan. Perjalanan yang panjang melintasi daratan
yang luas dan beberapa kekalahan dalam beberapa pertempuran meruntuhkan
semangat pasukannya. Ketika dua hari
menjelang penyerbuan besar terhadap kerajaan Wu, banyak prajuritnya yang sakit
dan lesu. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap daya juang pasukan jika benar
benar bertemu musuh di medan pertempuran.
Cao Cao mendatangi pasukannya yang sakit dan menanyakan
kesehatannya. Kemudian dengan kepiawaiannya dalam bertanya, dia tahu bahwa
pasukannya sudah mulai bosan karana sudah terlalu lama meninggalkan kampung
halamannya. Kerinduan terhadap keluarga yang ditinggalkan di rumah membuat
mereka kehilangan semangat. Hal ini membuat mereka menjadi rentan terhadap
penyakit.
Kemudian Cao Cao bercerita tentang anak kecilnya yang pintar
yang juga dia tinggalkan karena pertempuran ini. Cao Cao bercerita bahwa
anaknya ini sangat pintar dan cerdas. Sayangnya dia sering sakit, dan itu juga
meresahkan hatinya. Tetapi anak itu walaupun sakit, tidak pernah menunjukkan
sakitnya. Karena dia tidak mau membuat ayahnya terlalu memikirkan dirinya,
ketika melakukan tugas negara.
Kemudian Cao Cao menambahkan bahwa dia juga merindukan
keluarga yang ditinggalkannya. Itulah sebabnya dia harus segera memenangkan
pertempuran ini. Dan kewajiban dia adalah membawa pasukan pulang dengan selamat
setelah memenangkan pertempuran.
Dalam cerita di atas, terlihat bahwa Cao Cao mengetahui
kondisi psikologis dari pasukannya yang merasa bosan dan rindu dengan kampung
halamannya. Dia menggunakan kondisi ini
untuk menjalin kedekatan dengan pasukannya. Dia juga memiliki perasaan yang
sama dengan mereka. Kedekatan ini
membuat hubungan psikologis yang kuat antara Cao Cao dengan pasukannya.
Kemudian baru dia menyampaikan misi dan tugas yang
diembannya, yaitu membawa pasuka pulang dengan selamat setelah memenangkan
pertempuran. Seluruh pasukan tentu ingin
memenangkan pertempuran, dan kembali dengan selamat kepada keluarganya.
Di sini Cao Cao menempatkan dirinya di pihak
pasukannya. Dia menunjukkan kepeduliannya
terhadap keselamatan pasukannya. Dan me,perlihatkan bahwa mereka memiliki visi dan misi yang sama yaitu memenangkan pertempuran dan
kembali dengan selamat.
Setelah kunjungan Cao Cao ke beberapa pasukan yang sakit
itu, tiba tiba muncul semangat baru dari pasukannya. Semangat tempur yang sangat dibutuhkan oleh pasukan untuk
memenangkan pertempuran besar dua hari lagi.
Keahlian mengetahui kondisi kejiwaan pasukan dan
memanfatkannya untuk memilki semangat tempur yang tinggi adalah salah satu
keahlian Cao Cao, sehingga beliau diangap sebagai salah satu ahli militer terbaik dalam
sejarah.
Begawantung.blogspot.com
Posting Komentar untuk "CLIENT BASE COMMUNICATION"