MEN(G)AKALI LOGIKA
MEN(G)AKALI LOGIKA
Manusia seringkali merasa sebagai makhluk yang sangat
rasional. Padahal ada kelemahan di dalam otaknya yang sering membuatnya meyakini
sesuatu yang tidak benar. Ada pola bahasa tertentu yang membuat orang cenderung
mempercayai sebuah pernyataan sebagai kebenaran, padahal kebenarannya masih
belum bisa dipastikan.
Untuk membuktikannnya perkenankan saya bercerita tentang
penelitian yang menemukan bahwa ada kata penghubung yang sangat dahsyat, dalam
mempengaruhi bawah sadar seseorang, untuk mempercayai sebuah ide yang
disugestikan kepadanya.
Seorang peneliti di bidang psikologi yang bernama Ellen
Langer dari Harvard University melakukan penelitian yang membuktikan adanya “kata
pemicu” yang membuat seseorang lebih berkenan untuk memenuhi permintaan anda.
Beliau membuat penelitian dengan cara menyuruh beberapa relawan peneliti, untuk
memotong antrian orang orang yang akan memfotocopy di sebuah perpustakaan umum.
Permintaan untuk didahulukan dan memotong antrean dilakukan
dengan dua pertanyaan. Pertanyaan yang pertama adalah,”Maaf, saya hanya akan
memfotocopy 5 lembar saja, bolehkah saya memakainya terlebih dahulu? Dengan pertanyaan
ini tingkat keberhasilannya mencapai 60%.
Pertanyaan yang ke dua adalah,” Maaf, saya hanya akan
memfotocopy 5 lembar saja, bolehkah saya memakainya terlebih dahulu? Karena
saya sedang terburu buru”. Dengan pertanyaan ini tingkat keberhasilannya meningkat
menjadi 94%.
Sekilas penambahan tingkat keberhasilan disebabkan karena
adanya informasi tambahan, yaitu kata “terburu buru”. Tetapi kesimpulan itu ternyata
tidaklah tepat.
Untuk menguji keefektifan kalimat ke 2, maka diajukanlah
pertanyaan yang ke 3 yaitu,”Maaf, saya hanya akan memfotocopy 5 lembar saja,
bolehkah saya memakainya terlebih dahulu? Karena saya mau memfotocopy”. Dengan
tambahan kata “karena saya mau memfotocopy” ternyata tingkat keberhasilannya
hampir sama dengan pertanyaan no 2, yaitu 93%.
Ternyata kata “karena” mampu meningkatkan tingkat kepatuhan terhadap
permintaan hingga 33% walaupun di belakang kata “karena” tidak ada alasan yang
jelas, atau dengan alasan yang asal asalan.
Pikiran manusia menyukai sesuatu yang logis, sehingga
kalimat atau pernyataan di belakang kata “karena” cenderung dipercayai sebagai
kebenaran. Apalagi sosok yang berbicara memiliki otorita sehingga anda lebih
terdorong untuk mempercayai hubungan logis antara dua kalimat yang dihubungkan
dengan kata “karena”.
Bahkan ketika anda tidak memahami hubungan itu, anda masih
tetap percaya, dan menyalahkan diri sendiri karena tidak memahaminya. Padahal
seringkali hubungan antar dua kalimat yang dihubungkan dengan kata “kerena”
tidak jelas alias dibuat buat.
Teknik ini sering dilakukan oleh ahli komunikasi, terutama
orang yang menguasai pola bahasa hipnotic. Salah satu pola bahasa hypnotic
adalah yang dikenal dengan “couse effect”.
Dengan menghubungkan premis pertama yang sudah pasti kebenarannya dan
premis ke dua yang anda sugestikan, dengan kata hubung “karena”, maka premis ke dua akan lebih diterima oleh
bawah sadar orang yang anda ajak bicara.
Sebenarnya tidak Cuma kata “karena” saja yang sangat
berpengaruh untuk mempengaruhi bawah sadar seseorang untuk mempecayai sugesti
anda, tetapi juga kata kata yang setara seperti, oleh sebab itu, maka, tentu, jadi,
sehingga dll.
Sebagai contoh, ketika saya menginginkan audien untuk
berkonsentrasi dengan kata kata saya ketika saya melakukan presentasi saya akan
berkata,” Anda sudah meluangkan waktu anda untuk menghadiri acara ini, jadi anda
pasti akan dengan antusias mengikuti acara ini hingga selesai.
Kalimat “Anda sudah meluangkan waktu untuk mengikuti acara
ini” adalah kebenaran yang tidak
terbantahkan, sedangkan “anda pasti akan antusias untuk mengikuti acara ini hingga
selesai” adalah sugesti yang yang saya tanamkan di pikiran audien agar mereka
mengikuti acara dengan antusias.
Sugesti yang ditanamkan secara rahasia dengan cara menghubungkannya dengan "kebenaran" akan membuat audien memiliki dorongan untuk lebih antusias untuk mengikuti apa yang saya bicarakan.
Jadi jika anda tidak paham dengan penjelasan seeorang yang
menghubungkan beberapa premis dengan “kebenaran” yang belum anda pahami, jangan
salahkan diri anda dulu. Jangan jangan hubungan kedua premis itu semu, atau
orang yang mengatakannya sedang menggunakan “pseudo logic” untuk mempengaruhi
anda.
Apa itu Pseudo logic?
Peseudo logic terdiri dari dua kata, yaitu pseudo yang berarti palsu dan
logic alisa logika. Jadi pseudo logic adalah logika logikaan.
Semoga bermanfaat
Begawantung.blogspot.com
Posting Komentar untuk "MEN(G)AKALI LOGIKA"