STRATEGI COPET
STRATEGI COPET
Tidak hanya kalangan militer yang menerapkan strategi untuk
mengalahkan musuhnya. Para pencopet juga memiliki strategi untuk melaksanakan
misinya, yaitu memindahkan dompet anda ke kantongnya.
Mereka paham betul dengan psikologi masa, dan memanfaatkan
kelemahan fokus pada korbannya. Dengan menciptakan sedikit kekacauan, desak
desakan, dan sedikit kepanikan, fokus si korban menjadi teralih ke kondisi
tidak nyaman tersebut. Pengalihan ini
membuat korban tidak waspada, dan ketika dompet atau hp berpindah tangan, si korban
tidak mengetahuinya.
Saya juga pernah mengalami kehilangan handphone ketika masih
sering naik bus kota. Pada saat akan turun dari bus, ada seorang yang
menghalangi jalan saya untuk keluar dari pintu. Karena saya membawa banyak uang
titipan bos saya untuk membeli obat, saya sangat waspada dengan dompet yang ada
di saku saya. Tetapi karena strategi para pencopet, walaupun dompet saya
selamat, handphone saya bisa dipindahtangankan.
Strategi mereka dimulai dengan mengnghambat langkah saya
ketika akan turun dari bus. Setelah itu,
ada yang menghadang jalan saya. Karena terlihat disengaja, segera saya terjang
perutnya. Saya merasa menang, karena berhasil membuatnya minggir, tetapi saat
itulah fokus saya kehilangan kendali. Saya lupa jika handphone saya taruh di kantong tas bagian depan.
Seingat saya alat komunikasi itu sudah saya letakkan di dalam tas. Karena
konsentrasi untuk menjaga dompet di saku dan tas, hp yang ada di kantong depan
tas saya terlupakan.
Rupanya ketika saya masih duduk di bangku, mereka
memperhatikan posisi handphone saya. Dan mereka berhasil mengalihkan perhatian
saya sehingga bisa mengambil tanpa saya sadari.
Kejadian kedua terjadi ketika saya akan turun dari bus kota
di depan kantor saya. Sebelum mendekati pintu keluar, ada wanita yang
menghalangi jalan saya keluar. Kekerasan ototnya saat bersentuhan dengan badan
saya membuat saya curiga ada maksud tersembunyi. Setelah saya berhasil melewatinya, tiba tiba
ada seorang laki laki yang terjatuh, dan memegang paha saya, tetapi dengan
gerakan seolah memijat seluruh kaki saya.
Usaha mereka untuk
mengalihkan perhatian saya rupanya kurang “alami”, sehingga justru membuat saya
sangat waspada. Maka, ketika salah satu orang dari komplotan mereka yang
duduk di bangku belakang memasukkan tangannya ke dalam saku dan menggenggam hp
yang ada di dalamnya, saya segera menangkap tangannya.
Tetapi sebelum saya sempat memalingkan badan saya ke
belakang untuk melihat siapa pelakunya, dia berhasil meloloskan tangannya. Kemudian salah satu dari mereka yang juga
duduk di belakang menggertak saya, “ada apa nih ribut ribut”. Ketika saya gertak balik bahwa ada yang
merogoh saku saya, mereka segera kompak melawan saya.
Segera saya tantang mereka untuk turun, dan bus pun berlalu.
Jika mereka berani turun, banyak satpam yang akan membantu saya, karena saya
turun tepat di depan kantor. Jadi bukan karena saya sangat pemberani.. 😊
Strategi pengalihan, sangat efektif untuk melakukan serangan,
tanpa disadari oleh korbannya. Korban baru sadar setelah dia benar benar
kehilangan dan tidak bisa berbuat apa apa lagi, untuk mengembalikan
kedaulatannya atas barang kesayangannya itu.
Ngomong ngomong mengenai kedaulatan, saya jadi teringat
dengan peristiwa tahun 1998. Ada pihak
tertentu yang berusaha mengalihkan perhatian kita dari tujuan utama mereka.
Tujuan utamanya adalah mengganti UUD 45 dan menerbitkan UU, menjadi sesuai
dengan kepentingan mereka.
Pengalihan perhatian dilakukan dengan membenturkan 2 kekuatan besar di indonesia. Diharapkan,
hiruk pikuk akibat benturan itu bisa mengalihkan perhatian kita dari tujuan
utama mereka. Untungnya ada “semar” yang bisa menyadarkan, sehingga benturan
secara langsung bisa diantisipasi.
Sayangnya “Semar” pun kehilangan fokusnya ketika
mengantisipasi kemungkinan chaos besar yang melanda negeri ini. Karena
perhatian kita terjerap kepada pertempuran antara kedua kubu dan dibayang
bayangi dengan isu disintegrasi, kita menjadi tidak waspada ketika terjadi
perubahan UUD 45 dan munculnya ratusan UU yang bertentangan dengan UUD.
Kita memang bisa meredakan ketegangan antar anak bangsa,
tetapi tanpa kita sadari UUD dan UU telah dirubah menjadi tidak sesuai dengan
kepentingan kita.
Kini saya merasakan adanya usaha untuk membenturkan 2
kekuatan terbesar di negeri kita. Mereka membawa isu komunisme dan radikalisme
untuk dituduhkan ke lawan lawan mereka.
Dan ketika permusuhan terjadi, tentu perhatian kita akan teralih. Jika
ada usaha untuk membentuk Undang Undang yang menguntungkan golongan tertentu,
kita tidak menyadarinya.
Ketika 93% daratan sudah dikuasai oleh pihak lain, bukan
oleh negara, maka tinggal mengukuhkannya dalam bentuk UU, negeri indah ini
sudah menjadi buka milikmu lagi. Ketika lawan anda berhasil menerbitkan UU untuk
mengukuhkan dominasi golongan tertentu dalam birokrasi dan milter, maka
kekuatan mereka menjadi tidak tertandingi.
Tetap fokus ke isu utama, menyelamatkan UUD 45, UU dan
peraturan turunannya, dan memilih pemimpin yang benar benar mencintai
bangsanya. Ketika hanya “suara” satu satunya yang kita miliki, mari kita
gunakan dengan sebaik baiknya.
Jadi jangan terjebak dengan isu isu ala pencopet, yang akan
mengalihkan fokus kita untuk menjaga negeri ini dari penjarahan, baik oleh
bangsa lain maupun oleh pengkhianat negeri.
Posting Komentar untuk "STRATEGI COPET"