STRATEGI PENYESATAN
STRATEGI PENYESATAN
Pertempuran Tebing merah (pertempuran chibi) adalah perang
yang sangat legendaris, karena strategi strategi tingkat dewa yang diterapkan
para pelakunya. Salah satu strategi yang sangat terkenal adalah strategi
pengelabuhan yang digunakan oleh zhou yu , panglima militer kerajaan Wu dan
Zuge liang, penasehat militer kerajaan Shu.
Pengelabuhan dilakukan dengan menebarkan berita palsu
melalui mata mata musuh sendiri. Berita palsu itu, dengan cara tertentu,
dilengkapi dengan fakta fakta yang mendukung, sehingga menjadi sangat
meyakinkan.
Dalam pertempuran itu, Cao Cao, Perdana Menteri sekaligus
penguasa de facto dari Kerajaan Wei memimpin 200 ribu pasukan untuk menyerang
kerajaan Wu yang dipimpin oleh Raja Sun Quan. Dalam pettempuran ini kerajaan Wu
beraliansi dengan Kerajaan Shu dengan rajanya yang bernama Liu Bei.
Walaupun kedua kerjanaan itu, yaitu Wu dan Shu bergabung
untuk melawan Cao Cao, kekuatan mereka tidak ada apa apanya dibanding kekuatan
tentara Cao Cao. Dengan jumlah hanya 30000 pasukan, tentu sangat mustahil bisa
mengalahkan tentara Cao Cao yang berjumlah 6 kali lipat lebih.
Dalam pertempuran ini Pasukan Cao Cao harus menyeberangi
sungai Yang Ze. Yang menjadi masalah, pasukan Cao Cao tidak berpengalaman dalam
pertempuran di atas air. Itulah sebabnya beliau kemudian merekrut dua orang
Jendral Angkatan laut yang berasal dari China Selatan yaitu Jendral Cai Mao dan
Jendral Zhang Yung. Dengan dukungan
kedua Jendral angkatan laut ini, pasukan Cao Cao menjadi lebih siap dalam pertempuran
ini.
Kehadiran kedua Jendral Angkatan Laut di kubu Cao Cao tentu
semakin memperkecil peluang aliansi kerajaan Shu dan Wu untuk mengalahkan
serbuan Bala Tentara Cao Cao. Itulah sebabnya Jendral Zhou Yu dan Zuge Liang
segera menusun siasat untuk melenyapkan Kedua jendral angkatan laut ini.
Kebetulan Chao Cao mengirimkan utusan kepada Jendral Zhou
Yu, agar bersedia menyerah tanpa pertempuran. Cao Cao menyarankan Zhou Yu agar
menghindari pertempuran yang menimbulkan banyak korban, dan mengajak bergabung
dengan dinasti Han dan membentuk persatuan wilayah China. Utusan yang dikiraikannya
adalah Jiang Gan.
Jiang Gan adalah sahabat Jendral Zhou Yu ketika masih
sekolah di masa kejayaan dinasti Han. Dengan mengirimkan seorang sahabat
sebagai utusan, diharapkan persuasi untuk membuat kerajaan Wu menyerah tanpa
pertempuran menjadi lebih lancar. Tentu saja Zhou Yu sangat gembira bisa
bertemu dengan sahabatnya di tengah tengah suasana perang yang sedang
berlangsung.
Tugas dari Jiang Gan tidak hanya membujuk lawan agar
menyerah, tetapi juga melakukan misi mata mata. Menyadari misi rahasia Jiang
Gan, Zhou You dan Zuge Liang segera membuat jebakan. Dalam keadaan mabuk, Zhou
Yu dengan pura pura ceroboh membuat dokumen yang dibawanya dicuri oleh Jiang
Gan. Dokumen itu adalah surat dari Jendral Cai Mao dan Zhang Yung yang
mengindikasikan bahwa mereka bersekongkol untuk mengalahkan Cao Cao.Dalam surat
itu juga disebutkan bahwa Jendral Cai Mao dan Zhang Yung, akan menyerahkan
100.000 anak panah kepada Pasukan Wu.
Untuk memperkuat berita palsu itu agar dipercayai oleh Cao
Cao, Zuge Liang pada hari itu memimpin beberapa kapal bermuatan “orang orangan
dari jerami”, dan memprovokasi pasukan Cao Cao. Dengan menabuh genderang
perang, pasukan jerami membuat konsisi seolah oleh sedang mengadakan serbuan
besar besaran terhadap posisi pasukan yang dipimpin Jendral Cai Mao dan Jendral
Zhang Yung.
Ketika mengadakan serangan “palsu itu” sungai Yang Ze sedang
dalam kondisi berkabut. Karena jarak pandang yang terbatas, Jendral angkatan
laut Cao Cao ini tidak bisa melihat dengan jelas bahwa sebagian besar awak
kapal musuh hanya dalam bentuk orang orangan jerami. Dan untuk menghindari
resiko, karena ketidakjelasan medan, mereka memutuskan untuk menghujamkan
ribuan anak panah kepada armada musuh.
Seratus ribu lebih anak panah tertangkap oleh jerami pasukan
Zuge Liang. Dan ketika kabut telah reda, pasukan Zuge Liang telah jauh
meninggalkan pangkalan Angkatan laut Cao Cao dan tidak mungkin terkejar lagi.
Dengan strategi ini, Zuge Liang berhasil merampas 100.000 anak panah Cao Cao
dan akan dipergunakan untuk melawannya. Dan berita ini, sengaja disebarkan
lewat mata mata. Sehingga sampai ke telinga Cao Cao.
Zuge liang mampu memanfaatkan kabut dalam menjalankan
misinya itu karena beliau adalah ahli geografi yang sangat berpengelaman. Beliau bisa membaca tanda tanda alam, sehingga bisa tahu kapan kabut akan datang dan
kabut akan pergi. Dengan kemampuannya ini pula dia bisa memprediksi berubahnya
arah angin, dan memanfatkannya untuk menyerang musuh dengan api. Padahal
sebelumnya Cao Cao menduga angin bertiup ke arah musuh, sehingga sama sekali
tidak mengantisipasi serangan api.
Kecerobohannya diakibatkan karena dia menghukum mati kedua
jendral angkatan lautnya yang sangat paham dengan perubahan cuaca di laut.
Akibatnya pasukan dari dinasti Han yang dibawanya dihabisi oleh lawan, dan
hanya tersisi 28 orang ketika kembali ke kerajaan.
Karena tidak menduga adanya perubahan arah angin yang terjadi secara tiba tiba, Cao Cao tidak bisa menghindar dari serangan api dari musuh. Serangan api itu memanfaatkan arah angin yang berbalik menuju pasukan Cao Cao. Jika Kedua jendral Angkatan Lautnya masih ada, tentu perubahan arah mata angin itu sudah diantisipasi sebelumnya.
Karena tidak menduga adanya perubahan arah angin yang terjadi secara tiba tiba, Cao Cao tidak bisa menghindar dari serangan api dari musuh. Serangan api itu memanfaatkan arah angin yang berbalik menuju pasukan Cao Cao. Jika Kedua jendral Angkatan Lautnya masih ada, tentu perubahan arah mata angin itu sudah diantisipasi sebelumnya.
Mengapa kedua jendral yang sangat menentukan kemenangannya
dalam pertempuran malah dihukum mati? Mari kita lanjutkan cerita ini sampai
tuntas.
Kembali kepada misi rahasia Jiang gan, ketika berhasil
mencuri dokumen rahasia itu, dengan segera dia menghadap Cao Cao. Mengetahui
isi dokumen yang menunjukkan pengkhianatan Cai Mao dan Zhang Yung, segera Cao Cao memanggil kedua jendral
tersebut.
Walaupun berusaha mengelak, Cao Cao tetap yakin bahwa kedua jendralnya ini berkhianat. Pengkhianatan ini dibuktikan dengan “diserahkannya” seratus ribu lebih anak panah kepada Zuge Liang. Cao Cap tidak percaya, kalau kedua jendral angkatan laut itu tidak tahu, bahwa yang diserangnya adalah kapal jerami.
Walaupun berusaha mengelak, Cao Cao tetap yakin bahwa kedua jendralnya ini berkhianat. Pengkhianatan ini dibuktikan dengan “diserahkannya” seratus ribu lebih anak panah kepada Zuge Liang. Cao Cap tidak percaya, kalau kedua jendral angkatan laut itu tidak tahu, bahwa yang diserangnya adalah kapal jerami.
Beberapa menit setelah Cao Cao memutuskan hukuman mati, dia
menjadi sadar bahwa dia sedang berada dalam jebakan strategi musuh. Segera dia
memerintahkan penghentian hukuman mati. Sayang perintahnya terlambat. Kedua
Jendral Angkatan Laut yang sangat diandalkan dalam pertempuran beberapa hari ke
depan itu, mati sia sia.
Strategi penyesatan informasi sering dipakai dalam dunia
kerja maupun dalam politik. Di Dunia kerja, beberapa teman dengan sengaja
membuat berita bahwa seolah oleh kita kita melakukan “kesalahan”. Saya sendiri
pernah mengalami, dan ini justru dilakukan oleh orang yang secara pribadi saya
mentori, hingga menjadi sukses di bidangnya.
Di dunia politik banyak sekali tokoh yang dibunuh
karakternya sehingga dibenci oleh rakyat. Sedangkan tokoh yang tidak setia
kepada negaranya justru mendapat dukungan dari media masa, sehingga diopinikan sebagai
tokoh yang baik. Hal ini bisa terjadi karena ada yang melakukan penyesatan
melalui media.
Itulah sebabnya kita wajib waspada terhadap berbagai berita
di media. Jika golongan pengkhianat bangsa menguasai media, maka opini yang sampai
di pikiran anda bisa dimanfatkan oleh golongan itu untuk menjual aset dan
kekayaan negara. Bahkan dengan strategi penyesatan ini, mereka bisa memaksakan
Undang undang yang menjadikan negerimu dikuasai oleh pihak lain. Dan jika ini
terjadi, siap siaplah menjadi seperti bangsa Aborigin di Australia.
Posting Komentar untuk "STRATEGI PENYESATAN"