Seorang Pertapa muda dan kentut Gurunya

Jaman dahulu kala, ada seorang pemuda yang yang ingin segera mencapai kesempurnaan hidup. Untuk mencapainya kemudian dia berguru kepada seorang Resi yang sangat dihormati. Kemudian oleh Sang Resi, Si anak muda diminta untuk menjalani Tapa Brata untuk mencapai tujuannya itu.  Sang pemuda kemudian bertanya kepada gurunya itu, “ Wahai Resi Guru, berapa lama saya bisa mencapai  ilmu  kesempurnaan hidup.

Mengetahui kondisi mental murid itu, Sang Resi mengatakan bahwa dia baru bisa mencapai ilmunya secara kafah setelah latihan selama 10 tahun.  Karena tidak sabar, Si pemuda ingin mendapatkan jalan yang lebih cepat untuk mencai ilmu itu.  “Bagaimana jika saya berlatih lebih keras lagi, apakah saya bisa mencapai ilmu itu dengan lebih cepat?”  katanya lagi kepada Gurunya.

Sang Resi Guru sambil tersenyum menjawab, “Jika kamu berlatih dengan lebih keras lagi, maka waktumu untuk mencapai kesempurnaan justru akan menjadi lebih lama lagi. Karena keinginanmu itu akan menjdi “nafsu” yang akan menghalangi jalanmu.

Tidak puas dengan petunjuk dari Sang Resi Guru, kemudian Si Pemuda  meminta  petunjuk kepada guru yang “bisa memahami” keinginannya itu. Kemudian, ditemani oleh seorang cantriknya, dia melatih dirinya di sebuah pulau terpencil, yang jauh dari keramaian. Tekadnya sudah bulat, dalam waktu kurang dari 2 tahun, dia harus sudah mencapai kesempurnaan seperti yang diinginkannya.

Akhirnya, di bulan yang ke 18, kurang dari 2 tahun  yang ditargetkannya, dia merasa sudah sampai ke puncak ilmunya.  Dia udah tidak merasa takut lagi dangan apapun, bahkan hantu dan binatang buas sudah tidak menakutka dirinya lagi. Pengendalian dirinya sudah mencapai tataran yang luar biasa. Tidak makan tidak minum dan tidak memikirkan nafsu syahwat sedikitpun, sudah mampu dilakukannya.

Kemudian teringatlah dia kepada Resi Guru yang telah mengatakan bahwa dia baru akan mencapai kesempurnaan ilmunya setelah berlatih selama 10 tahun. Tetapi pada kenyataannya dia bisa mencapainya kurang dari 2 tahun. Maka diutuslah cantrik yang menemaninya itu untuk bertemu dengan Sang Resi Guru dan menyerahkan sepucuk surat agar dibacanya.

Isi suratnya kurang lebih seperti  ini,” Seorang Muda Taruna yang giat berlatih telah mencapai kesempurnaan dalam waktu 18 bulan”.  Sang Resi tersenyum, dan segera mengambil sebuah pena. Di sudut bagian atas sebelah kiri dan kanan dituliskannya kata “kentut”. Demikian pula di sudut bawah surat di sebalah kiri dan kanan, ditulis juga kata “kentut”.

Setelah itu Sang Resi meminta Cantrik tersebut untuk menyerahkan kembali surat dari Si Pemuda yang telah “ditandatanganinya” itu.

Membaca coretan yang tidak sopan dari Sang Resi, Si pemuda merasa diremehkan.  Segera dia menemui Sang Resi dan mempertanyakan, mengapa dia berlaku tidak sopan kepada dirinya.

“Jadi ananda sudah mencapai kesempurnaan setelah berlatih selama 18 bulan?” Sang resi bertanya kepada si Pemuda.  Si pemuda menjawab,”Betul, dan mengapa Resi Guru meremehkan pencapaianku itu?”

Jika engkau bisa mengendalikan emosimu, mengapa hanya dengan 4 buah kentut saja engkau bisa terlempar ke mari dari Pulau pertapaanmu itu?

Sang pemuda akhirnya meyadari bahwa di titik titik tertentu, dia masih belum bisa awas  dengan kehadiran emosi negatif yang menyelinap di pikirannya.  Dan kemudian memohon kepada Sang Resi untuk memberikan petunjuknya.

Pasar Minggu, 18-09-2017
Begawantung.blogspot.com




Posting Komentar untuk "Seorang Pertapa muda dan kentut Gurunya"