Menakhlukkan Hati Memindahkan Gunung
MENAKHLUKKAN HATI MEMINDAHKAN GUNUNG
Ketika Kaisar Liu Bei Wafat, kerajaan Shu mengalami
pemberontakan besar besaran. Maka pada bulan Februari tahun 225 Beliau
melakukan ekspedisi ke Selatan untuk menghentikan Pemberontakan.
Salah satu pemimpin pemberontak yang sangat berpengaruh di
sana adalah Meng Huo, seorang ksatria pemberani dan setia kepada
rakyatnya. Dia adalah seorang kepala
suku yang disanjung oleh suku suku di kawasan selatan itu.
Sebelumnya kerajaan telah berkali kali menakhlukkan suku
suku pemberontak di wilayah selatan, tetapi ketika pasukan kerajaan ditarik
kembali, mereka melakukan pemberontakan lagi dengan pemimpin yang berbeda.
Zhuge Liang mengetahui bahwa jika dia menangkap dan membunuh
Meng Huo, maka pemberontakan tetap akan berkobar kembali. Itulah sebabnya dia
bermaksud “menakhlukkan hati” Meng Huo agar bersedia mengabdi dan bergabung dengan
kerajaan Shu Han. Sehingga terciptalah persatuan dan keamanan kerajaan yang
lebih langgeng.
Tetapi membuat seorang yang sangat setia dan tulus untuk
menyerah bukanlah hal yang mudah. Maka disusunlah “strategi hati” yang kemudian
terbukti bisa menakhlukkan seluruh pemberontakan wilayah selatan kerajaan.
Zhuge Liang segera memerintahkan pasukannya untuk menangkap
Meng Huo hidup hidup. Maka pada serangan yang pertama, Meng Huo berhasil
diringkus. Setelah berada di barak militer, Meng Huo dihadapkan pada Zhuge
Liang. Barak Militer dibuat seolah olah kacau dan beberapa pasukannya terlihat
lemah. Meng Zhuo menantang, bahwa dia
tertangkap karena kurang hati hati. Sebenarnya dia bisa mengalahkan pasukan
kerajaan dengan mudah.
Mendengar Sesumbar Meng Huo, Zhuge Liang mempersilahkannya
untuk bebas keluar dari barak dan membawa pasukannya menyerangnya. Meng Huo yang telah melihat bahwa pasukan
Zhuge Liang sangat lemah kegirangan dan segera membawa pasukannya kembali
menyerang esuk harinya.
Zhuge liang yang sudah tahu akan diserang segera
memerintahkan agar Meng Zhuo untuk ditangkap hidup hidup. Setelah masuk dalam
perangkap, Meng Zhuo baru tahu bahwa sebenarnya pasukan kerajaan sangat kuat. Tetapi di hadapan Zhuge liang dia
berkata bahwa dia kalah karena terlalu emosional. Jika dia dalam kondisi tenang
pasti tidak mudah dikalahkan.
Mendengar alasan Meng Zhuo Zhuge Liang kembali membebaskan
Meng Zhuo. Kali ini Meng Zhuo tidak berani gegabah lagi dan menggunakan strategi
bertahan. Dibawalah pasukannya bersembunyi di seberang sungai. Dan dia percaya ,
dengan posisinyaitu. Pasukannya tidak mudah diserang lagi karena Pasukan Zhuge
Liang tidak memiliki perahu untuk menyebrang.
Zhuge liang tidak kehilangan akal, dia menyerang posisi Meng
Huo dengan menggunakan rakit. Tetapi pasukan rakitnya segera menarik diri
karena diserang pasukan berpanah pasukan Meng Huo.
Meng Zhuo yang mendapatkan laporan bahwa pasukan rakit Zuge Liang telah berhasil
dihalau, menjadi lengah. Pasukan Kerajaan yang sebenarnya, ternyata menyerang dari dua arah yang berbeda. Dan Karena perhatian Meng Huo hanya tertuju
pada pasukan rakit pertama, maka manuver pasukan kerajaan yang ke dua dan ke
tiga yang menggunakan jalan melingkar tidak terdeteksi.
Akibatnya Meng Huo berhasil disergap di markasnya dan
tertawan olrh pasukan kerajaan. Untuk ke tiga kalinya Meng Huo berhasil
ditangkap. Tetapi kembali Zhuge Liang melepaskannya.
Mendengar bahwa Zhuge Liang melepaskan tawanannya untuk yang
ke tiga kalinya, para jendral menjadi gusar. Meraka protes, karena merasa
upayanya menangkap Meng Huo selama ini sia sia belaka.
Zhuge Liang menjelaskan kepada mereka bahwa menakhlukkan
wilayah selatan membutuhkan peran Meng Zhuo. Jika dia mau mengabdi pada
kerajaan maka kekuatannya sama dengan 100.000 pasukan. Jika pasukan kerajaan mau bersabar
memenangkan hatinya, maka mereka tidak perlu capek lagi berperang melawan
mereka.
Akhirnya akibat pengepungan yang dilakukan oleh pasukan
kerajaan, pasukan Meng Huo menjadi kehabisan bahan makanan. Dia mengirim utusan
untuk meminjam bahan makanan kepada Zhuge Liang. Zhuge liang menyanggupinya,
tetapi menyuruh Meng Huo Sendiri yang mengambilnya. Syaratnya dia harus bisa
mengalahkan pasukannya dalam adu otot.
Dalam beberapa pertandingan Meng Zhuo berhasil memenangkan
pertandingan. Tetapi bukannya diberi bahan makanan, dia malah ditangkap oleh
pasukan kerajaan. Tentu saja dia protes
keras dan menganggap Zhuge Liang Ingkar janji.
Tetapi ketika Zhuge Liang datang, dia justru dibebaskan.
Zhuge Liang berkata kepada pasukannya, bahwa Meng Zhuo telah memenangkan
pertandingan jadi dia harus dibebaskan dan mendapatkan bahan makanan seperti
yang dijanjikan.
Setelah berkali kali ditangkap dan dibebaskan kembali, Meng Huo merasa diperlakukan baik oleh Zhuge
Liang.Meng Huo merasa malu dan kemudian beserta suku lainnya dia menyatakan
takhluk kepada kerajaan Shu. Semenjak
itu terciptalah perdamaian di wilayah selatan, dan tidak muncul lagi
pemberontakan.
Apabila Zhuge Liang membunuh atau menawan Meng Zhuo, maka
kepemimpinan pasti akan diambil alih oleh orang kepercayaannya, dan
pemberontakan akan berkelanjutan. Tetapi ketika Zhuge Liang megalihkan dukungan
Meng Zhuo kepada kerajaan Shu, maka kekuatan mereka akan digunakan untuk
mendukung kerajaan, dan pemberontakan tidak terjadi lagi.
Begawan Tung
Begawantung.blogspot.com
Posting Komentar untuk "Menakhlukkan Hati Memindahkan Gunung"