Menipu Arah Mencuri Kekuatan

MENIPU  ARAH MENCURI  KEKUATAN

Pada tahun 1850, pada waktu itu Otto von Bismarch masih berusia 35 tahun dan menjadi anggota parlemen,  dia menghadapi permasalahn yang sangat pelik bagi bangsanya.  Jerman pada waktu itu terpecah belah dan dia ingin menggabungkannya menjadi Jerman bersatu, di bawah kepemimpinan Prusia.

Permasalahan  yang kedua adalah adanya ancaman dari Austria, yaitu negara tetangga selatannya yang lebih kuat dan berharap Jerman masih tetep berselisih satu sama lain.  Austria bahkan  mengancam hendak menyerang jika mereka mencoba bersatu.

Sebagai orang yang mengabdikan dirinya sebagai penyokong Kerajaan Prusia, dia memimpikan jerman bersatu, Jerman yang kuat dan mengalahkan Austra  sebagai negara yang telah membelah Jerman menjadi 2.

Sayangnya Raja Frederick William IV, Raja Prusia,  lebih menghendaki perdamaian dengan Austria. Mereka lebih suka melakukan hal hal yang membuat Austria senang. Sementara Putra Mahkota  Pangeran William dan Parlemen setuju untuk berperang dan mendukung Tentara untuk bergerak melawan Austria.

Menghadapi situasi yang tidak menentu itu, maka Bismarch kemudian menyampaikan pidatonya yang sangat mengejutkan di Parlemen. 

Dia mengatakan,”Terkutuklah negarawan yang berperang tanpa alasan. Setelah berperang tentu anda semua akan memandang perang dari sisi yang lain. Setelah perang, akankah kalian memiliki keberanian untuk memandang para petani yang meratapi peternakannya yang terbakar, kepada para pria yang menjadi lumpuh dan kepada anak anak yang kehilangan ayahnya?

Bukan hanya tidak setuju dengan adanya perang, Bismarch bahkan memuji Austria dan membela tindakan tindakannya. Semua yang dikatakan di parlemen itu tentu saja sangat bertentangan dengan yang selama ini dia perjuangkan. Karena sebelumnya dia telah mengatakan bahwa, kebesaran Jerman tidak bisa didapatkan hanya dengan pidato dan resolusi belaka, melainkan oleh besi dan darah.

Kini justru Bismarch yang dikenal sebagai pendukung  perang  menjadi menentang perang. Para anggota parlemen menjadi bingung.

Tetapi pidato Bismarch ternyata hanya kamuflase saja, untuk menutupi niat utamanya.  Dia memiliki 3 pertimbangan.
  1. Bismarch merasa Prusia belum cukup kuat angkatan bersenjatanya, dibanding dengan Austria dan negara negara Eropa lainnya.  Itulah sebabnya dia harus berupaya untuk memperbesar kekuatan militernya dulu sebelum melawan Austria.
  2. Jika Prusia berperang melawan Austria saat itu, maka kemungkinan besar Prusia akan dikalahkan. Dan sebagai pendukung perang itu, maka karirnya akan berakhir.
  3. Raja tidak menghendaki perang. Dengan berdiri di pihak raja, dia bisa mendapatkan kepercayaan dari raja dan bia mempengaruhi tindakan tindakan untuk memperkuat kekuatan militer.


Dan sesuai dengan rencana  Bismarch, beberapa minggu kemudian Bismarch diangkat menjadi menteri negara, dan beberapa tahun kemudian Bismarch menjadi Perdana Menteri Prusia.

Dengan perannya sebagai Perdana Menteri, Otto Von Bismarch berhasil meningkatkan kekuatan angkatan bersenjatanya, mengalahkan kekaisaran Austria dan mendirikan Jerman Raya dengan Prusia sebagai pemimpinnya.

Terkadang kekuatan lawan harus dicuri dan digunakan untuk melawan tuannya sendiri.

Begawan Tung
Begawantung.blogspot.com


Posting Komentar untuk "Menipu Arah Mencuri Kekuatan"