HATI HATI DENGAN BAHASA YANG KITA GUNAKAN



Anda bisa melihat jajaran batu pada foto di bawah. Kalau boleh saya menebak, anda akan melihatnya sebagai garis. Ya, garis batu di piggir jalan.

Mengapa anda melihatnya sebagai garis. Padahal itu hanyalah titik titik batu yang discontinue? Sedangkan garis adalah titik titik yang terhubung secara continue?

Itulah “kehebatan” otak anda. Tetapi juga bisa juga menjadi kelemahan, pada kondisi kondisi tertentu.
Otak memiliki kemampuan imajinasi yang sangat hebat, sehingga dia bisa mengisi “kekosongan” antara kedua batu sehingga kedua batu yang berdekatan menjadi “terhubung”.  Kekuatan inilah yang membuat manusia memiliki intuisi serta kreativitas yang sangat tinggi. Pikiran bisa membaca pola pola sehingga bisa melakukan prediski prediksi.

Kemampuan pikiran untuk mengisi “kekosongan” di antara 2 fakta, dan  membuatnya menjadi 

gambaran” yang utuh diketahui secara tidak sengaja.


BLANK SPOT

Pada suatu hari ada seorang yang karena suatu kecelakaan harus mengalami operasi pada otaknya. Setelah selesai melakukan operasi dan dinyatakan sembuh, dia kembali menjalani kehidupan secara “normal”. Sampai pada suatu hari ditemukan “keanehan” pada pengelihatannya.

Ketika melihat sebuah pertandingan sepak bola, dia melihat bola melambung tinggi, kemudian tiba tiba “hilang” sekejap dari pandangan matanya, dan terlihat kembali beberapa kejap kemudian.

Apa yang terjadi?

Rupanya ada “blank spot: di otaknya yang menghalanginya untuk “melihat” sebuah obyek pada posisi tertentu. Itulah sebabnya bola terlihat hilang sekajap saja, ketika pada posisi tersebut.
Mengapa setiap hari dia tidak pernah merasakan kelainan itu?

Karena pikirannya “mengisi” pengelihatan yang kosong dengan gambar yang “sesuai”. Sehingga pengelihatannya seolah sempurna.

BAHASA HYPNOTIC

Bahasa hypnotic adalah bahasa yang kita pakai agar lebih efektif ketika berkomunikasi dengan orang lain. Salah satu contohnya adalah yang dikenal sebagai “simple deletion”

Simple deletion adalah “penghilangan” kata atau kalimat tertentu. Maksud dari penghilangan tersebut adalah agar ide yang disampaikan“tidak bertentangan” dengan ide yang ada pada lawan bicara, sehingga bisa mengurangi resistensi.

Walaupun “dihilangkan” tetapi orang yang diajak bicara “tahu maknanya”. Karena dia “mengisi sendiri maknanya” dengan makna yang sesuai dengan pikiarannya. Itulah sebabnya apapun yang dikatakan oleh ahli komunikasi tersebut akan selalu “sesuai” dengan “fakta” yang ada dalam pikiran lawan bicara. Akibatnya, terciptalah “kesamaan kesamaan” yang bisa meningkatkan “kepercayaan” lawan  bicara.

Simple deletion juga sering dipakai oleh Coach untuk membagkitkan potensi yang tersembunyi dalam diri seseorang. Contoh ketika seorang coach mengatakan bahwa pada diri cliennya ada “potensi tersembunyi yang sangat dahsyat”. Dan dia yakin, dia akan bisa menyelesaikan masalah ini jika dia membangkitkannya.

Apa potensi tersembunyi yang ada dalam diri clien? Dia tidak tahu. Tapi Cliennya pasti tahu apa ”kelebihan kelebihannya”. Sehingga ketika Coach mengatakan potensi yang ada dalam dirinya, maka dia segera berpikir tentang “kemampuan kemampuannya”. Dia mengisi “makna yang tersembunyi itu” sesuai dega makna yang dipahaminya.

Salah satu contoh adalah ketika dulu  Bp. SBY mengeluarkan statement tentang konflik kita dengan negara tetangga. Beliau mengatakan bahwa akan menyelesaikan dengan “Cara yang bermartabat”. Apa cara yang bermartabat yang akan digunakan itu? Kita tidak tahu. Tetapi “pikiran mayarakat” segera terisi berbagai alternatif  “penyelesaiaan” yang menurut mereka bagus dan bernartabat.

Apa yang terjadi ketika seorang ketika seorang pemimpin mengatakan agar kita tidak mencari musuh, kebencian, menyebar firnah, mencela, atau menjelekkan orang lain.

Tetapi kalau diajak berantem kita berani”

Apa yang dimaksud dengan “diajak beantem”? siapa yang akan mengajak berantem? Apa yang dimaksud dengan  berani?

Semua yang tidak disebutkan “dengan jelas itu” bisa saja “diisi apa saja” dalam pikiran setiap orang.
Tetapi konotasi “berantem” bisa menebarkan kebencian di dalam pikiran kita. Bagaimana jika semua “hal hal yang tidak disebutkan” itu diisi dengan “gambaran konflik” oleh pikiran rakyat kita?

Bukankah lebih baik menggunakan kata kata yang menciptakan sinergi daripada menciptakan permusuhan? Walaupun saya tahu, bukan permusuhan yang beliau garapkan.

Begawan Tung 
begawantung.blogspot.com





Posting Komentar untuk " "