Halaman

    Social Items

Pada waktu masih kuliah, di akhir  tahun 80'an saya menderita penyakit kulit di bagian bawah kepala sekitar leher. Semacam bintik bintik yang makin lama makin meluas.

Berbagai upaya telah dilakukan, tetapi penyakit itu seolah membandel. Orang tua saya menyarankan saya ke dokter, tetapi Pak dokter pun tidak belum bisa menyembuhkan penyakit ini. Pak dokter menduga ini ada hubungannya dengan genetik.


Pada suatu hari ada seorang "kyai" yang kebetulan berkunjung ke bapaklu, menyarankan saya agar pakai "bawang tunggal" yang ditumbuk, dan diborehkan ke penyakit kulitku itu. Dan setelah beberapa minggu, upaya itu masih tidak membawa hasil.


Bahkan pakdeku yang kebetulan adalah Kyai yang tinggal di Salatiga, juga ikut memberiku saran. Pada suatun hari, ketika ada pertemuan keluarga, beliau memanggilku,"Mas, mriki mas, Kulo aturi ilmu. 


Beliau menyarankan agar saya saya pakai minyak tanah yang dicampur dengan kapur barus yang ditumbuk. Tetapi teknik ini pun tidak membawa hasil. 


Masih banyak teknik pengobatan yang diterapkan pada penyakitku itu, tetpi masih tetap tidak membawa hasil. Hingga pada suatu hari, bapakku beertemu dengan seorang paranormal dari daerah Kayen Pati. 


Sang paranormal menyarankan bapakku untuk mencari daun "koro wedus". Jika andan tinggal di desa dan memelihara kambing, kemungkinan anda akan kenal dengan tanaman ini. Karena, jika seekor kambing memakan daun ini, dia akan mati. Itulah sebabnya pohon ini dikenal sebagai pohom koro wedus.


Cara mengobatinya cukup unik, yaitu dioleskan pada lokasi sakit, pada hari jum'at Kliwon, menjelang adzan sholat jum'at. Tidak bisa di waktu lain, harus di waktu seperti yang dikatakannya.


Walaupun merasa aneh, kami melaksanakan metoda penyembuhan ini. Pagi pagi di hari jumat kliwon, saya "bersafari" di pedesaan di kecamaatan Dawe Kudus (Bacanya: Ndawe). Hingga di pojok sebuah desa, dipinggir sawah, mata bapakku yang sangat tajam menjumpai pohon koro wedus yang kami cari.


Kami turun dari kendaraan dan mengambil beberapa daun koro wedus dan menunggu saat yang tepat untuk mengoleskannya ke penyakit kulitku. Dan di saat adzan sholat dikumandangkan, daun itu saya oleksan di bagian sakit kulit itu. Selepas sholat Jum'at, kami langsung kembali ke rumah.


Satu minggu setelah kejadian itu, penyakit kulit di bagian bawah kepalaku itu sembuh total. Tetapi, pada suatu hari, ada sakit kulit di lengan kananku, mirip dengan penyakit kulit sebelumnya. Dan tentu saja segera kami obati dengan cara yang sama, yaitu dengan daun korowedus.


Tetapi penyakit itu tidak kunjung sembuh, bahkan setelah saya lulus kuliah dan tinggal di Kawasan Bintaro Jakarta selatan. Itulah sebabnya, pada saat kuliah, hingga kerja di salah satu Bank Asing di Jakarta Selatan, saya lebih sering memakai "baju atau kaos lengan panjang". Seperti mas Ibas, Putranya Pak SBY yang selalu pakai pakaian lengan panjang :)


Bertahun tahun kuliah saya diledeki teman karena sering "berpakaian rapi" gara gara selalu pakai baju lengan panjang. 


Hingga pada suatu hari, saya belanja di Swalayan "Hero" yang ada du seberang kompleks Depsos, Jakarta selatan, tempat tinggalku pada waktu itu. Pada waktu itu saya sudah lulus kuliah dan bekerja di salah satu Bank Asing besutan negeri Paman Sam. Tiba tiba saya tertarik untuk membeli "sabun lulur rempah" merek Purba Sari. 


Entang mengapa, saya tiba tiba tertarik pada sabun lulur itu. Padahal saya sama sekali belum pernah luluran :) . Dan saya gunakan sabun lulur itu pada "penyakit kulit" yang ada pada lengan kananku itu.


Beberapa hari kemudian, saya terkejut, melihat penyakitku berangsur sembuh, dan hilang sama sekali. Padahal hanya beberapa kali saja saya oleskan.


Menuruti intuisi yang datang sevcara tiba tiba untuk membeli sabun lulur itu ternyata membawa berkah. Sejak saat itu saya mulai memakai baju lengan pendek kembali :)



Begawan Tung 

begawantung.blogspot.com
















 

INTUISI DAN SABUN LULUR PURBA SARI

Pada waktu masih kuliah, di akhir  tahun 80'an saya menderita penyakit kulit di bagian bawah kepala sekitar leher. Semacam bintik bintik yang makin lama makin meluas.

Berbagai upaya telah dilakukan, tetapi penyakit itu seolah membandel. Orang tua saya menyarankan saya ke dokter, tetapi Pak dokter pun tidak belum bisa menyembuhkan penyakit ini. Pak dokter menduga ini ada hubungannya dengan genetik.


Pada suatu hari ada seorang "kyai" yang kebetulan berkunjung ke bapaklu, menyarankan saya agar pakai "bawang tunggal" yang ditumbuk, dan diborehkan ke penyakit kulitku itu. Dan setelah beberapa minggu, upaya itu masih tidak membawa hasil.


Bahkan pakdeku yang kebetulan adalah Kyai yang tinggal di Salatiga, juga ikut memberiku saran. Pada suatun hari, ketika ada pertemuan keluarga, beliau memanggilku,"Mas, mriki mas, Kulo aturi ilmu. 


Beliau menyarankan agar saya saya pakai minyak tanah yang dicampur dengan kapur barus yang ditumbuk. Tetapi teknik ini pun tidak membawa hasil. 


Masih banyak teknik pengobatan yang diterapkan pada penyakitku itu, tetpi masih tetap tidak membawa hasil. Hingga pada suatu hari, bapakku beertemu dengan seorang paranormal dari daerah Kayen Pati. 


Sang paranormal menyarankan bapakku untuk mencari daun "koro wedus". Jika andan tinggal di desa dan memelihara kambing, kemungkinan anda akan kenal dengan tanaman ini. Karena, jika seekor kambing memakan daun ini, dia akan mati. Itulah sebabnya pohon ini dikenal sebagai pohom koro wedus.


Cara mengobatinya cukup unik, yaitu dioleskan pada lokasi sakit, pada hari jum'at Kliwon, menjelang adzan sholat jum'at. Tidak bisa di waktu lain, harus di waktu seperti yang dikatakannya.


Walaupun merasa aneh, kami melaksanakan metoda penyembuhan ini. Pagi pagi di hari jumat kliwon, saya "bersafari" di pedesaan di kecamaatan Dawe Kudus (Bacanya: Ndawe). Hingga di pojok sebuah desa, dipinggir sawah, mata bapakku yang sangat tajam menjumpai pohon koro wedus yang kami cari.


Kami turun dari kendaraan dan mengambil beberapa daun koro wedus dan menunggu saat yang tepat untuk mengoleskannya ke penyakit kulitku. Dan di saat adzan sholat dikumandangkan, daun itu saya oleksan di bagian sakit kulit itu. Selepas sholat Jum'at, kami langsung kembali ke rumah.


Satu minggu setelah kejadian itu, penyakit kulit di bagian bawah kepalaku itu sembuh total. Tetapi, pada suatu hari, ada sakit kulit di lengan kananku, mirip dengan penyakit kulit sebelumnya. Dan tentu saja segera kami obati dengan cara yang sama, yaitu dengan daun korowedus.


Tetapi penyakit itu tidak kunjung sembuh, bahkan setelah saya lulus kuliah dan tinggal di Kawasan Bintaro Jakarta selatan. Itulah sebabnya, pada saat kuliah, hingga kerja di salah satu Bank Asing di Jakarta Selatan, saya lebih sering memakai "baju atau kaos lengan panjang". Seperti mas Ibas, Putranya Pak SBY yang selalu pakai pakaian lengan panjang :)


Bertahun tahun kuliah saya diledeki teman karena sering "berpakaian rapi" gara gara selalu pakai baju lengan panjang. 


Hingga pada suatu hari, saya belanja di Swalayan "Hero" yang ada du seberang kompleks Depsos, Jakarta selatan, tempat tinggalku pada waktu itu. Pada waktu itu saya sudah lulus kuliah dan bekerja di salah satu Bank Asing besutan negeri Paman Sam. Tiba tiba saya tertarik untuk membeli "sabun lulur rempah" merek Purba Sari. 


Entang mengapa, saya tiba tiba tertarik pada sabun lulur itu. Padahal saya sama sekali belum pernah luluran :) . Dan saya gunakan sabun lulur itu pada "penyakit kulit" yang ada pada lengan kananku itu.


Beberapa hari kemudian, saya terkejut, melihat penyakitku berangsur sembuh, dan hilang sama sekali. Padahal hanya beberapa kali saja saya oleskan.


Menuruti intuisi yang datang sevcara tiba tiba untuk membeli sabun lulur itu ternyata membawa berkah. Sejak saat itu saya mulai memakai baju lengan pendek kembali :)



Begawan Tung 

begawantung.blogspot.com
















 

Tidak ada komentar