Halaman

    Social Items


Karena hanya dengan sedikit "reframming" anda bisa mengatasinya...

Pada suatu hari saya balik ke kantor lewat pintu belakang.Pada waktu itu sudah sore, dan para karyawan sudah pada pulang. Tempat parkir, yang ada di bagian belakang kantor, terlihat sudah sepi. 

Ketika saya sudah dekat dengan pintu gerbang, tiba tiba saya lihat seorang satpam sedang menutup pintunya. Karena saya mau masuk lewat pintu itu, maka saya memanggilnya," Pak, jangan ditutup dulu, saya masu masuk.

Bapak satpam itu terlihat cuek, dan pintu tetap ditutupnya dan digembok. Kemudian dia membalikkan badannya, dan berjalan kembali ke pos nya.

Ada rasa jengkel menerpa hatiku, merasa tidak "dihormati" dan diabaikan. Juga karena saya harus memutar cukup jauh ke "jalan besar" untuk masuk ke kantor.

Besuknya, pagi pagi saya cari bapak satpam itu. Mas Komandan satpam yang saya temui mengatakan bahwa bapak satpam itu sift sore, jadi beliau belum datang.

"Ada apa pak," tanya Mas komandan bertanya kepadaku.

"kurang ajar dia, mosok saya mau masuk kantor lewat halaman parkir, pintunya malah ditutup. Padahal saya sudah ada di depan gerbang," Kata saya menjelaskan.

"Bapak gak bilang sih,"kata mas satpam berusaha mencari pokok permasalahannya.

Kemudian saya menjelaskan, bahwa saya sudah minta dia tidak menutup pintu, tetapi dia cuek saja, seolah tidak mendengar apa yang saya katakan.

Kemudian sambil tersenyum, mas komandan mendekatiku, dan berkata dengan pelan," Mohon maaf pak, dia memang ada "masalah" di pendengarannya. Harap maklum..".

Menyadari "kesalahpahaman ini" kejengkelan saya langsung reda.. :)

Belajar dari peristiwa ini, saya jadi tahu, bahwa yang namanya rasa jengkel itu, berawal dari sebuah "persepsi".

Artinya, dengan memainkan sebuah persepsi, maka tidak akan ada orang yang bisa "menyakiti hatimu". Yang ada adalah, anda sendiri yang membiarkan sebuah persepsi "menyakitimu"

CERITA TENTANG NAKODA KAPAL PERANG DAN KELASI PENJAGA MENARA

Pada suatu haru, seorang kelasi melaporkan kapten kapal perang bahwa ada Cahaya yang mendekat lurus ke kapal. Artinya mereka akan bertabrakan dengan kapal lain.

Segera sang kapten menggunakan megaphone untuk memperingatkan "objek" yang ada di depannya untuk segera merubah arah.

"Peringatan, peringatan... yang ada di depan kapal saya harap segera merubah arah, agar kita tidak bertabrakan," Kata Sang Kapten.

"Peringatan, peringatan, harap kapal anda berubah arah 5 derajat ke arah kanan, agar anda tidak menabrak kami," Objek yang ada di depan kapal perang itu membalas.

"Saya peringatkan sekali lagi, Saya Kapten, Ini Kapal Perang, anda harus berubah arah, Kata Sang Kapten lebih keras lagi.

"Peringatan, peringatan, saya Kelasi, ini MercuSuar, Harap kapal anda  berubah arah agar tidak menabrak kamu, Balas objek yang ada di depan kapal perang itu.

Sang kapten langsung memerintahkan anak buahnya agar berubah arah 5 derajad ke kanan.

Sebelumnya, dengan "persepsi" sebagai kapal perang yang "unggul", Sang kapten bersikeras untuk tidak berubah arah, yang berubah arah seharusnya "kapal biasa" yang ada di depannya. 

KEmudian persepsi "Unggulnya" berubah total setelah mengetahui bahwa yang dikiranya sebagai "kapal biasa" adalah sebuah Mercusuar.

KEKUATAN PERSEPSI DAN REFRAMMING

Sebuah persepsi yang tepat bisa membuat hatimu setegar gunung batu...

Ketika ada seseorang yang "dianiaya pacarnya", orang itu menjadi sedih luar biasa. Ketika ada yang memberikan "persepsi baru" maka hilanglah kesedihannya...

"Untukng kamu mengetahuinya sekarang, jika kamu mengetahuinya setelah menikah, betapa sulitnya kehidupanmu setelah itu," Kata temannya membuat sebuah "persepsi baru" 

Dengan merubah sebuah persepsi, maka kejengkelan, kesedihan, kemarahan bisa reda begitu saja.

Dengan melakuan "REFRAMMING" tentang sebuah peristiwa, maka anda bisa membuat persepsi yang lebih memberdayakan.

Semoga membantu.


Begawan Tung 

begawantung.blogspot.com

 





 

TIDAK ADA YANG BISA MENYAKITI HATIMU, KECUALI ANDA MENERIMANYA


Karena hanya dengan sedikit "reframming" anda bisa mengatasinya...

Pada suatu hari saya balik ke kantor lewat pintu belakang.Pada waktu itu sudah sore, dan para karyawan sudah pada pulang. Tempat parkir, yang ada di bagian belakang kantor, terlihat sudah sepi. 

Ketika saya sudah dekat dengan pintu gerbang, tiba tiba saya lihat seorang satpam sedang menutup pintunya. Karena saya mau masuk lewat pintu itu, maka saya memanggilnya," Pak, jangan ditutup dulu, saya masu masuk.

Bapak satpam itu terlihat cuek, dan pintu tetap ditutupnya dan digembok. Kemudian dia membalikkan badannya, dan berjalan kembali ke pos nya.

Ada rasa jengkel menerpa hatiku, merasa tidak "dihormati" dan diabaikan. Juga karena saya harus memutar cukup jauh ke "jalan besar" untuk masuk ke kantor.

Besuknya, pagi pagi saya cari bapak satpam itu. Mas Komandan satpam yang saya temui mengatakan bahwa bapak satpam itu sift sore, jadi beliau belum datang.

"Ada apa pak," tanya Mas komandan bertanya kepadaku.

"kurang ajar dia, mosok saya mau masuk kantor lewat halaman parkir, pintunya malah ditutup. Padahal saya sudah ada di depan gerbang," Kata saya menjelaskan.

"Bapak gak bilang sih,"kata mas satpam berusaha mencari pokok permasalahannya.

Kemudian saya menjelaskan, bahwa saya sudah minta dia tidak menutup pintu, tetapi dia cuek saja, seolah tidak mendengar apa yang saya katakan.

Kemudian sambil tersenyum, mas komandan mendekatiku, dan berkata dengan pelan," Mohon maaf pak, dia memang ada "masalah" di pendengarannya. Harap maklum..".

Menyadari "kesalahpahaman ini" kejengkelan saya langsung reda.. :)

Belajar dari peristiwa ini, saya jadi tahu, bahwa yang namanya rasa jengkel itu, berawal dari sebuah "persepsi".

Artinya, dengan memainkan sebuah persepsi, maka tidak akan ada orang yang bisa "menyakiti hatimu". Yang ada adalah, anda sendiri yang membiarkan sebuah persepsi "menyakitimu"

CERITA TENTANG NAKODA KAPAL PERANG DAN KELASI PENJAGA MENARA

Pada suatu haru, seorang kelasi melaporkan kapten kapal perang bahwa ada Cahaya yang mendekat lurus ke kapal. Artinya mereka akan bertabrakan dengan kapal lain.

Segera sang kapten menggunakan megaphone untuk memperingatkan "objek" yang ada di depannya untuk segera merubah arah.

"Peringatan, peringatan... yang ada di depan kapal saya harap segera merubah arah, agar kita tidak bertabrakan," Kata Sang Kapten.

"Peringatan, peringatan, harap kapal anda berubah arah 5 derajat ke arah kanan, agar anda tidak menabrak kami," Objek yang ada di depan kapal perang itu membalas.

"Saya peringatkan sekali lagi, Saya Kapten, Ini Kapal Perang, anda harus berubah arah, Kata Sang Kapten lebih keras lagi.

"Peringatan, peringatan, saya Kelasi, ini MercuSuar, Harap kapal anda  berubah arah agar tidak menabrak kamu, Balas objek yang ada di depan kapal perang itu.

Sang kapten langsung memerintahkan anak buahnya agar berubah arah 5 derajad ke kanan.

Sebelumnya, dengan "persepsi" sebagai kapal perang yang "unggul", Sang kapten bersikeras untuk tidak berubah arah, yang berubah arah seharusnya "kapal biasa" yang ada di depannya. 

KEmudian persepsi "Unggulnya" berubah total setelah mengetahui bahwa yang dikiranya sebagai "kapal biasa" adalah sebuah Mercusuar.

KEKUATAN PERSEPSI DAN REFRAMMING

Sebuah persepsi yang tepat bisa membuat hatimu setegar gunung batu...

Ketika ada seseorang yang "dianiaya pacarnya", orang itu menjadi sedih luar biasa. Ketika ada yang memberikan "persepsi baru" maka hilanglah kesedihannya...

"Untukng kamu mengetahuinya sekarang, jika kamu mengetahuinya setelah menikah, betapa sulitnya kehidupanmu setelah itu," Kata temannya membuat sebuah "persepsi baru" 

Dengan merubah sebuah persepsi, maka kejengkelan, kesedihan, kemarahan bisa reda begitu saja.

Dengan melakuan "REFRAMMING" tentang sebuah peristiwa, maka anda bisa membuat persepsi yang lebih memberdayakan.

Semoga membantu.


Begawan Tung 

begawantung.blogspot.com

 





 

Tidak ada komentar