Halaman

    Social Items


Ingin mengetahui pengaruh pikiran terhadap kesehatan dan staminamu? Mari kita lihat penelitian yang dilakukan oleh Ibnu Sina.

Dalam penelitiannya, ibnu Sina meletakkan 2 ekor domba di dalam kandang yang berbeda. Kedua kambing itu memiliki usia dan dalam kondisi sehat. Keduanya sama sama diberi makan dan perhatian yang sama, dan tentu suasana kandang yang sama.


Yang membedakan adalah, di dekat salah satu kandang kambing itu diletakkan seekor serigala (Kandang A). Tetapi di dekat kambing lainnya (Kandang B) tidak diletakkan seekor seriagala di dekatnya.


Setelah beberapa hari, terlihata bahwa kambing yang ada di kandang A bertambah kurus, dkarena selalu berada dalam ketakutan. Dan beberapa hari kemudian meningal dunia. Sedangkan domba yang diletakkan di kandang B, tetap sehat, bahkan tambah gemuk, karena cukup makanan dan merasa "aman".


Ibnu Sina berhasil membuktikan bahwa "pikiran" sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan stamina. Dan orang yang selalu bahagia tentu akan hidup lebih sehat dibanding orang yang selalu stress.


Banyak yang mengira bahwa kondisi lingkungan sangat mempengaruhi kondisi kesehatan kita. Hidup pada lingkungan yang membuat stress, membuat kesehatan menurun drastis. 


Hal ini memang benar, dipandang dari teori "deterministik". Yaitu teori yang mengatakan bahwa kondisi psikologi manusia ditentukan oleh lingkungannya.


Tetapi dipandang dari teori humanisme, di mana manusia memiliki "kehendak bebas" untuk mengelola pikiran dan perasaannya sendiri, kondisi akan berbeda antara orang yang "berpikir positif" dan orang yang berpikir "negatif". Orang yang berpikir posiitif senderung lebih sehat dibanding dengan orang yang berpikir negatir.


Banyak yang protes kepadaku, ketika saya mengatakan bahwa kita harus banyak perpikir positif. "kalau berpikir positif terus, kita bisa ditipu dong," Demikian kata mereka.


Ada pula yang mengatakan, kalau berpikir positif terus, bisa bisa racun pun kamu minum, saking positifnya cara berpikirnya :)


Ya, tentu itu "penafsiran" berpikir positif yang mereka tafsirkan sendiri. Berpikir positif menurut para "winasis" adalah cara berpikir yang menimbulkan "positive  feeling", atau perasaan positif dalam diri anda.


Dalam penafsiran ini, yang dimaksud berpikir positif , ya tetap memperhatikan andanya ancaman vs kesempatan, keuntungan vs kerugian. Tetapi ujung ujungnya anda tetap berpikir positif.


Salah satu cara berpikir positif adalah melakukan "reframming" terhadap sebuah kejadian yang merugikan.


Sebagai contoh adalah ketika ibuku mengalami kerugian bisnis, berupa kehilangan 3 truk tambakau yang tidak dibayar oleh pembelinya. Hampir saja beliau "pensiun dari bisnis" pada waktu belia,  karena kerugian itu cukup besar bagi "pemula" seperti beliau.


Untungnya beliau sempat berpikir, sehingga "kerugian itu" di "reframming" menjadi sebuah kalimat pertanyaan," Jika saya tidak jualan lagi, terus siapa yang mengganti kerugian sebesar itu?".


Reframming yang dilakukan ibuku terhadap kerugian itu, dengan cara melihat "kondisi negatif" dari sisi positif dan lebih memberdayakan, membuat Beliau bangkit, dan mengembalikan hutang hutangnya kepada para "vendor" dan melanjutkan bisnisnya.



Begawan Tung 

begawantung.blogspot.com



TIGA TRUK TEMBAKAU MILIK IBUKU & ILMU REFRAMMING


Ingin mengetahui pengaruh pikiran terhadap kesehatan dan staminamu? Mari kita lihat penelitian yang dilakukan oleh Ibnu Sina.

Dalam penelitiannya, ibnu Sina meletakkan 2 ekor domba di dalam kandang yang berbeda. Kedua kambing itu memiliki usia dan dalam kondisi sehat. Keduanya sama sama diberi makan dan perhatian yang sama, dan tentu suasana kandang yang sama.


Yang membedakan adalah, di dekat salah satu kandang kambing itu diletakkan seekor serigala (Kandang A). Tetapi di dekat kambing lainnya (Kandang B) tidak diletakkan seekor seriagala di dekatnya.


Setelah beberapa hari, terlihata bahwa kambing yang ada di kandang A bertambah kurus, dkarena selalu berada dalam ketakutan. Dan beberapa hari kemudian meningal dunia. Sedangkan domba yang diletakkan di kandang B, tetap sehat, bahkan tambah gemuk, karena cukup makanan dan merasa "aman".


Ibnu Sina berhasil membuktikan bahwa "pikiran" sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan stamina. Dan orang yang selalu bahagia tentu akan hidup lebih sehat dibanding orang yang selalu stress.


Banyak yang mengira bahwa kondisi lingkungan sangat mempengaruhi kondisi kesehatan kita. Hidup pada lingkungan yang membuat stress, membuat kesehatan menurun drastis. 


Hal ini memang benar, dipandang dari teori "deterministik". Yaitu teori yang mengatakan bahwa kondisi psikologi manusia ditentukan oleh lingkungannya.


Tetapi dipandang dari teori humanisme, di mana manusia memiliki "kehendak bebas" untuk mengelola pikiran dan perasaannya sendiri, kondisi akan berbeda antara orang yang "berpikir positif" dan orang yang berpikir "negatif". Orang yang berpikir posiitif senderung lebih sehat dibanding dengan orang yang berpikir negatir.


Banyak yang protes kepadaku, ketika saya mengatakan bahwa kita harus banyak perpikir positif. "kalau berpikir positif terus, kita bisa ditipu dong," Demikian kata mereka.


Ada pula yang mengatakan, kalau berpikir positif terus, bisa bisa racun pun kamu minum, saking positifnya cara berpikirnya :)


Ya, tentu itu "penafsiran" berpikir positif yang mereka tafsirkan sendiri. Berpikir positif menurut para "winasis" adalah cara berpikir yang menimbulkan "positive  feeling", atau perasaan positif dalam diri anda.


Dalam penafsiran ini, yang dimaksud berpikir positif , ya tetap memperhatikan andanya ancaman vs kesempatan, keuntungan vs kerugian. Tetapi ujung ujungnya anda tetap berpikir positif.


Salah satu cara berpikir positif adalah melakukan "reframming" terhadap sebuah kejadian yang merugikan.


Sebagai contoh adalah ketika ibuku mengalami kerugian bisnis, berupa kehilangan 3 truk tambakau yang tidak dibayar oleh pembelinya. Hampir saja beliau "pensiun dari bisnis" pada waktu belia,  karena kerugian itu cukup besar bagi "pemula" seperti beliau.


Untungnya beliau sempat berpikir, sehingga "kerugian itu" di "reframming" menjadi sebuah kalimat pertanyaan," Jika saya tidak jualan lagi, terus siapa yang mengganti kerugian sebesar itu?".


Reframming yang dilakukan ibuku terhadap kerugian itu, dengan cara melihat "kondisi negatif" dari sisi positif dan lebih memberdayakan, membuat Beliau bangkit, dan mengembalikan hutang hutangnya kepada para "vendor" dan melanjutkan bisnisnya.



Begawan Tung 

begawantung.blogspot.com



Tidak ada komentar