Kopi Parijotho dari Kota Kudus
Sebelum sampai ke topik Kopi Parijotho, perkenankan saya bercerita tentang Parijotho. Jika anda pernah tinggal di daerah sekitar Gunung Muria, seperti Kudus, Jepara atau kota pati, mungkin anda kenal dengan Buah Parijotho. Tanaman ini tersebar secara terbatas di Jawa, Pilipina dan Kalimantan. Pohon dengan nama latin Medinilla Speciosa ini terkenal dengan keindahannya, sehingga pohon dengan buah yang terlihat cantik ini, sering dipakai sebagai tanaman hias.
Legenda Buah Parijotho
Tetapi, di Kota kudus dan sekitarnya, buah Parijotho diyakini mampu menyuburkan dan mempekuat kandungan, sehingga banyak diburu oleh para pasangan muda. Selain itu, buah yang melegenda ini, diyakini mampu membuat anak yang dilahirkan menjadi lebih rupawan. Kalau lahir bayi wanita, akan tumbuh menjadi wanita yang canttik. Sedangkan jika yang lahir adalah bayi laki laki, maka dia akan menjadi seorang pria yang tampan.
Konon buah ini adalah warisan dari Sunan Muria, dan hanya di tanam di lereng gunung Muria. Betul, anggap saja itu hanya sebuah legenda yang diceritakan secara turun temurun. Tetapi tidak ada salahnya, anda mencobanya. Siapa tahu, bisa punya anak anak yang rupawan dan jadi Bintang Sinetron terkenal.
Jadi, sempatkan diri anda mengunjungi kota Kudus. Sebuah kota Industri yang nyaman, di lereng, dan dataran Fluvio vulkanik Gunung muria.
Parijotho Berhasiat Kesehatan
Terlepas dari semua kepercayaan yang berkembang di masyarakat buah Paijotho memang kaya akan radikal bebas. Selain itu, buah ini juga diyakini berkhasiyat untuk meningkatkan kekebalan tubuh, mencagah kanker dan tumor, serta berkhasiyat anti radang.
Kopi Parijotho
Beberapa bulan yang lalu saya menghadiri pertemuan alumni SMA N 1 Kudus, di Museum Satria Mandala, Jalan Gatot subroto Jakarta. Ada beberapa stan pameran yang menampilkan produk produk kerajinan Kota Kudus. Salah satu yang dijual di sana adalah kopi Muria.
Saya ditawari segelas kopi parijoto, yang rasanya agak masam, karena buah Parijotho rasanya memang masam. Sekilas, anda akan mengira rasa asam itu berasal dari aroma khas kopi Arabika. Tetapi dapat dipastikan, itu bukan aroma kopi arabika. Karena kopi yang ditanam di lereng gunung Muria ini adalah kopi Robusta.
Merasa jatuh hati dengan kopi parijotho, saya membeli satu set kopi muria, lengkap dengan “Sirup parijoto” yang memberikan nuansa kopi nusantara dari sudut yang berbeda.
Kopi Kunir Asam
Rasa yang khas ini menginspirasi saya untuk membuat kopi dengan rasa yang sedikit berbeda. Saya ramu kopi robusta dengan kunir asam, sehingga menjadi minuman bearoma kopi yang kuat,terasa agak masam dan segar.
Nusantara memang kaya dengan berbagai tanaman berkhasiyat. Salah satu minuman berkhasiyat kesukaan saya adalah kunir asam. Kunir asam memiliiki berbagai khasiyat untuk kesehatan. Diantaranya adalah kemampuannya untuk untuk mengendalikan kadar gula darah. Selain itu, Kunir Asam juga memiliki kandungan antioksidan yang tinggi, meningkatkan kekebalan tubuh dan mengendalikan suasana hati.
Itulah sebabnya saya ramu kopi robusta dengan kunir asam, dan menghasilkan nuansa berbeda dari segelas kopi. Minuman mix kopi dan Kunyit asam ini saya beri nama Kopi kuras 😊
Selain sebagai kopi buat kesehatan saya, kopi kuras juga cukup mengobati kerinduan saya dengan Kota kudus, kota masa kecilku yang penuh kenangan dan kebahagiaan.
Mendapatkan Buah Parijotho
Di lereng kaki gunung muria, tepatnya di desa Colo, kecamatan Dawe (Bacanya Ndawe ya..) terdapat sebuah kedai kopi yang dikelola oleh komunitas kopi Muria. Anda bisa menjangkaunya dari Kota kudus, sekitar 35 menit (Naik mobil) dengan jalan beraspal, tetapi dihiasi dengan beberapa tanjakan dan tikungan.
Namanya
Kedai Kopi Colo. Cobalah untuk memesan Kopi Parijotho. Rasakan nuansa indah
yang berbeda dari secangkir kopi.
Posting Komentar untuk "Kopi Parijotho dari Kota Kudus"