Halaman

    Social Items

KOMUNIKASI & TANGGUNG JAWAB ANDA

Inti dari komunikasi adalah tersampaikannya maksud dari komunikasi itu. Jika anda menyampaikan sesuatu dan orang yang anda ajak bicara atau pembaca tulisan anda tidak memahaminya, bukan berarti anda lebih pandai dari mereka, tetapi itu berarti komunikasi yang anda lakukan gagal.

Siapa yang bertangggung jawab terhadap kegagalan ini? Tentu saja semua pihak terkait, karena komunikasi itu proses dua arah, bukan satu arah. Tetapi dalam konteks pemberdayaan diri, maka anda wajib meletakkan tanggung jawab komunikasi itu pada diri anda sendiri. Karena mengambil tanggung jawab ini akan membuat anda lebih “berdaya” untuk mengendalikan komunikasi.

Komunikasi dinilai dari hasil komunikasi yang dilakukan. Jika anda bermaksud mengingatkan seseorang, tetapi justru membuat yang bersangkutan tersinggung, maka komunikasi anda bukan “mengingatkan”,  tetapi menyinggung perasaannya.  Jika kata kata anda bermaksud memotivasinya, tetapi ternyata dia malah menjadi depresi, berarti komunikasi anda memiliki makna “membuatnya depresi”, walaupun maksud anda adalah “membuatnya termotivasi”.

Pernahkah anda mengunjungi teman anda yang sakit di rumah sakit, kemudian ada diantara teman kita yang menanyakan bagaimana rasa sakitnya? Atau bagaimana dia bisa sampai menderita sakit itu?  Mungkin ornang yang bertanya bermaksud baik untuk berempati terhadap si sakit. Tetapi pertanyaannya itu justru membuat orang yang sakit mengingat bagaimana rasa sakitnya. Akibatnya rasa sakit itu menjadi semakin terasa. Mengapa?  karena rasa sakit itu akan muncul justru ketika kita mengingatnya.

Einstein megatakan bahwa jika anda tidak bisa menjelaskan sesuatu kepada anak berusia 6 tahun, maka sebenarnya anda tidak benar benar memahaminya. Jadi bertanggung jawablah terhadap komunikasi anda kepada siapa pun, dengan memperhatikan “tingkat pemahaman” audien anda. Jika anda pernah memikiki anak dan bertanya “dari mana dia dilahirkan” dari ibunya, mungkin anda akan paham dengan apa yang saya maksudkan.

Mari kita jadikan komunikasi kita menjadi lebih bermanfaat, berguna dan memberdayakan bagi pendengar maupun pembaca tulisan kita.

begawantung.blogspot.com



KOMUNIKASI & TANGGUNG JAWAB ANDA

KOMUNIKASI & TANGGUNG JAWAB ANDA

Inti dari komunikasi adalah tersampaikannya maksud dari komunikasi itu. Jika anda menyampaikan sesuatu dan orang yang anda ajak bicara atau pembaca tulisan anda tidak memahaminya, bukan berarti anda lebih pandai dari mereka, tetapi itu berarti komunikasi yang anda lakukan gagal.

Siapa yang bertangggung jawab terhadap kegagalan ini? Tentu saja semua pihak terkait, karena komunikasi itu proses dua arah, bukan satu arah. Tetapi dalam konteks pemberdayaan diri, maka anda wajib meletakkan tanggung jawab komunikasi itu pada diri anda sendiri. Karena mengambil tanggung jawab ini akan membuat anda lebih “berdaya” untuk mengendalikan komunikasi.

Komunikasi dinilai dari hasil komunikasi yang dilakukan. Jika anda bermaksud mengingatkan seseorang, tetapi justru membuat yang bersangkutan tersinggung, maka komunikasi anda bukan “mengingatkan”,  tetapi menyinggung perasaannya.  Jika kata kata anda bermaksud memotivasinya, tetapi ternyata dia malah menjadi depresi, berarti komunikasi anda memiliki makna “membuatnya depresi”, walaupun maksud anda adalah “membuatnya termotivasi”.

Pernahkah anda mengunjungi teman anda yang sakit di rumah sakit, kemudian ada diantara teman kita yang menanyakan bagaimana rasa sakitnya? Atau bagaimana dia bisa sampai menderita sakit itu?  Mungkin ornang yang bertanya bermaksud baik untuk berempati terhadap si sakit. Tetapi pertanyaannya itu justru membuat orang yang sakit mengingat bagaimana rasa sakitnya. Akibatnya rasa sakit itu menjadi semakin terasa. Mengapa?  karena rasa sakit itu akan muncul justru ketika kita mengingatnya.

Einstein megatakan bahwa jika anda tidak bisa menjelaskan sesuatu kepada anak berusia 6 tahun, maka sebenarnya anda tidak benar benar memahaminya. Jadi bertanggung jawablah terhadap komunikasi anda kepada siapa pun, dengan memperhatikan “tingkat pemahaman” audien anda. Jika anda pernah memikiki anak dan bertanya “dari mana dia dilahirkan” dari ibunya, mungkin anda akan paham dengan apa yang saya maksudkan.

Mari kita jadikan komunikasi kita menjadi lebih bermanfaat, berguna dan memberdayakan bagi pendengar maupun pembaca tulisan kita.

begawantung.blogspot.com



Tidak ada komentar