PENGENDALIAN DIRI DAN KORTEKS PREFRONTAL
PENGENDALIAN DIRI DAN KORTEKS PREFRONTAL
Beberapa hari yang lalu saya menulis tentang bagamana teknik
untuk memperkuat kekuatan tekad dan pengendalian diri berdasarkan kearifan
leluhur kita yang dituangkan dalam cerita Dewa Ruci. Cerita Dewa Ruci menggambarkan
di mana Seorang Ksatria, untuk mencapai tujuan hidupnya diminta oleh gurunya
untuk menemukan kekuatan tekad dengan melatih pernafasanya (Kayu Gung
Susuhing Angin).
Latihan yang dilakukan terbukti bisa meningkatkan kinerja dari
Korteks Prefontal, yaitu bagian dari otak kita yang bertanggung jawab pada
kekuatan kehendak, tekad dan pengendalian diri.
Ada tiga fungsi dari sistem pengendalian diri yang ada dalam diri kita. Yang pertama adalah mengendalikan keinginan, contohnya adalah keinginan untuk hidup sehat, sukses dll.
Yang kedua adalah kemampuan untuk menggerakkan diri dalam melakukan sesuatu. Sebagai contoh di sini adalah melakukan olah raga secara teratur, belajar, berlatih dll.
Yang ketiga adalah kemampuan untuk menahan diri agar tidak melakukan sesuatu. Sebagai contoh adalah mengendalikan diri untuk tidak, minum minuman keras , bertengkar , memaki orang dll.
Pada kesempatan ini perkenankan saya bercerita tentang seseorang
yang kehilangan kekuatan pengendalian dirinya akibat kecelakaan yang merusak
korteks prefontalnya. Kecelakaan yang dialaminya merupakan salah satu titik
terpenting untuk memahami kemampuan otak kita dalam pengendalian diri.
Pada tahun 1848 telah terjadi kecelakaan kerja yang menimpa Phineas
Gage, seorang pekerja pemasangan rel kereta api di wilayah Cavendish, Vermont, Amerika Serikat. Sebuah besi dengan panjang 3 kaki dan 7 inchi menembus kepala sehingga merobek bagian otak yang
bernama korteks prefrontal, dan membawa sedikit otak bersamanya.
Untuk
menyembuhkannya Dr Harlow, yaitu dokter
yang merawatnya, membutuhkan waktu lebih dari 2 bulan. Pada tangal 17 november
di tahun yang sama, Phineas Gage dinyatakan sembuh, bahkan dia menyatakan merasa lebih baik di dalam segala hal.
Sebelum
mengalami kecelakan ini Gages adalah seorang yang pendiam dan sopan.
Perusahaannya mengakui dia sebagai salah satu teknisi terbaik, dan semua nggota
tim sangat menyukai dan menghormatinya. Setelah terjadi kecelakaan yang merusak
“Korteks Prefontalnya” dia menjadi
seorang yang kasar, tidak sopan dan kekanak kanakan. Selain Sering membuat rancana yang kemudian
dibatalkannya, dia juga menjadi tidak sabaran dalam menahan diri.
Kerusakan
Korteks Prefontal yang terjadi pada
Phineas Gage telah menjadikannya seorang yang tidak memiliki pengendalian diri
( WillPower). Ketidak mampuannya dalam
mengendalikan diri menimbulkan dampak yang sangat sangat serius dalam
kehidupannya.
Dia tidak lagi menjadi orang
yang disukai apalagi dihormati, karena dia tidak bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Ketidak mampuannya dalam mengendalikan diri juga menyebabkan dia
kehilangan pekerjaannya.
Pengendalian diri sangat penting dalam kehidupan kita.
Apakah anda ingin sukses dalam bisnis, pekerjaan, persahabatan, bahkan
percintaan sekalipun, ada sesuatu yang harus anda lakukan, dan ada sesuatu yang
tidak boleh anda lakukan.
Ketidak mampuan dalam mengendalikan diri untuk
melakukan dan tidak melakukan sesuatu
akan mengakibatkan anda tidak dapat mewujudkan keinginan anda.
begawantung.blogspot.com
Posting Komentar untuk "PENGENDALIAN DIRI DAN KORTEKS PREFRONTAL"