BELAJAR BERPIKIR DARI SAMURAI
Add caption |
BELAJAR BERPIKIR DARI SAMURAI
Ketika Takua Soho mengajarkan teknik beladiri pada Yagyu
Munenori, beliau mengajarkan pentingnya menggunaka pikiran yang tidak berhenti, dalam mengantisipsi setiap serangan
lawan. Yagyu Minenori adalah saingan terberat Mushashi, seorang pendekar tak
terkalahkan dalam sejarah Samurai di Jepang.
Takuo Soho mengajarkan, bahwa saat kita menatap sebuah pohon
dan hanya melihat sehelai daun saja, maka kita tidak bisa melihat daun daun
yang lain. Tetapi ketika kita memandang pohon tanpa memikirkan apapun, tanpa
memberikan penilaian maupun deskripsi, maka kita bisa melihat seluruh daun
tanpa batas. Jika ada sehelai daun yang menahan pikiranmu, maka daun yang lain
seolah tidak tampak di hadapanmu.
Demikian pula dengan pikiran kita ketika menghadapi musuh
berpedang. Ketika pedang musuh menyerang, dan pikiran kita tertahan pada
serangan itu, maka pikiran menjadi terhenti di sana. Hal ini mengakibatkan
gerakan kita menjadi tak selesai, dan dirobohkan oleh lawan. Ini yang disebut
dengan pikiran yang berhenti.
Tetapi ketika pikiran kita tidak tertahan di sana, maka kita bisa terus
bergerak maju, dan merebut pedang lawan, kemudian membuatnya menjadi senjata yang
membunuh tuannya sendiri. Dalam ilmu beladiri, ini yang dinamakan dengan jurus “tanpa
pedang”.
Jika pikiran kita terpecah, maka gerakan kita menjadi salah
dan membuat kita terkalahkan. Demikian pula jika pikiran kita terhenti pada diri
sendiri, ritme pertarungan, pedang atau salah satu tempat, maka gerakan kita mejadi
terhenti di sana dan diselesaikan lawan.
Ketika kita menerima serangan sepuluh orang pendekar
berpedang, kemudian kita tangkis setiap pedang tanpa menghentikan pikiran kita
pada setiap gerakan, dan terus bergerak dari satu gerakan kepada gerakan selanjutnya,
maka kita tidak akan kehilangan jurus untuk menghadapi setiap serangan. Dan ketika kita berhenti pada salah satu
serangan dari mereka, walaupun kita bisa menghentikan serangan itu, tetapi kita
tidak akan bisa mengeluarkan jurus yang tepat pada serangan berikutnya.
Walaupun kita bukan pendekar, kita bisa belajar dari Takuan
Soho, untuk menghadapi setiap problema yang kita hadapi. Dunia selalu mengalami
perubahan, dan tidak ada yang abadi selain perubahan itu sendiri. Termasuk
masalah masalah yang selalu kita hadapi.
Ketika kita menghadapi problema dalam kehidupan, dan kita terus meratapi problema itu dengan cara menyalahkan pihak lain, situasi maupun kondisi, maka pikiran
anda menjadi terhenti di sana. Akibatnya, ketika problem itu menghasilkan masalah yang lain, atau muncul masalah baru, maka anda tidak siap untuk
mengantisipasinya.
Menyalahkan pihak lain, situasi, atau kondisi, akan menempatkan
diri anda pada posisi tidak berdaya. Dalam posisi ini anda hanya bisa mengeluh
dan membuat pikiran anda berhenti di sana.
Mengambil alih tanggung jawab akan membuat anda berpikir pada solusi yang dapat anda lakukan. Dan ketika anda meletakkan tangung jawab semua masalah dan rencana pada diri anda sendiri, maka pikiran anda menjadi siap untuk menghadapi semua masalah, baik yang sedang anda hadapi maupun yang mungkin akan terjadi.
Mengambil alih tanggung jawab akan membuat anda berpikir pada solusi yang dapat anda lakukan. Dan ketika anda meletakkan tangung jawab semua masalah dan rencana pada diri anda sendiri, maka pikiran anda menjadi siap untuk menghadapi semua masalah, baik yang sedang anda hadapi maupun yang mungkin akan terjadi.
Akhirnya, ketika kita bersedia mengambil alih semua tanggung
jawab terhadap kehidupan kita sendiri, maka pikiran kita menjadi lebih siap,
untuk bergerak secara terus menerus dalam mengantisipasi setiap problema yang
ada. Tidak terhenti pada kesibukan mencari kesalahan yang ada di luar sana.
Semoga bermanfaat
Posting Komentar untuk "BELAJAR BERPIKIR DARI SAMURAI"