PERMEN DAN PENGENDALIAN DIRI
PERMEN DAN PENGENDALIAN DIRI
Beberapa hari yang lalu saya telah membahas bagaimana cara memperkuat “otot” pengendalian diri kita agar lebih kuat dan siap dalam menghadapi segala permasalahan dalam kehidupan kita. Pada kesempatan ini perkenankan penulis bercerita tentang sedikit strategi untuk mengatasi kehilangan energi akibat pengendalian diri yang secara masif kita lakukan.
Hal ini sangatlah penting, karena kemampuan diri anda untuk tetap bisa mengendalikan diri, menghadapi gangguan, dan mengerjakan pekerjaan pekerjaan yang sulit dan menjemukan adalah kunci sukses kita dalam pekerjaan, bisnis, sosial dan lain lain.
Mungkin ada diantara kita yang cenderung tidak bisa mengendalikan diri ketika banyak menghadapi masalah. Akibatnya mereka berselisih dengan rekan kerja, relasi, bahkan dengan atasan. Ketika pulang kantor, anak, istri atau suami menjadi sasaran kemarahan dan kata kata yang kadang tidak terkendali. Suasana rumah yang seharusnya menjadi “surga” tempat kita beristirahat setelah bekerja, justru bisa berubah menjadi “neraka”, ketika hal ini terjadi.
Peristiwa di atas bisa terjadi karena kita kehilangan kekuatan pengendalian diri kita, akibat berkurangnya energi yang kita pakai secara terus menerus.
RESPON TUNDA DAN RENCANAKAN
Di dalam diri anda, terdapat sistem yang dinamakan dengan sistem pemantauan diri. Sistem ini menghubungkan sistem pengendalian diri yang ada pada korteks prefrontal, dengan bagian otak lain yang merespon sensasi tubuh, emosi dan pikiran.
Sistem ini bertugas mencegah anda, agar tidak melakukan hal hal yang merugikan diri sendiri. Ketika anda berselisih dengan atasan, sistem inilah yang membuat anda tidak “melawan”, atau “menyerang” atasan anda. Karena, jika itu anda lakukan, karir anda bisa dalam kondisi “bahaya”. Anda bisa mengendalikan diri anda, untuk tidak melakukan hal hal yang merugikan ini, karena ada sistem pemantauan diri dan sistem pengendalian diri yang ada.
Korteks prefrontal mengendalikan perilaku anda, dengan cara merespon sensasi fisik, emosi dan pikiran anda, dan mengambil keputusan yang tepat.
Berbeda dengan respon untuk menghadapi bahaya, ketika menghadapi respon “tunda dan rencanakan” ini, energi tidak dikirim di otot, tetapi energi dikirim ke otak, terutama pada bagian otak yang dinamakan korteks prefrontal.
Itulah sebabnya pengendalian diri membutuhkan energi yang besar. Penggunaan energi yang besar ini bisa membuat anda kekurangan energi. Hal ini bisa mengakibatkan anda kehilangan kekuatan pengendalian diri, yang sangat diperlukan dalam mengatasi masalah dalam kehidupan.
PENGENDALIAN DIRI DAN ENERGI
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian diri adalah proses yang sangat menguras energi. Hal ini disebabkan karena korteks prefrontal membutuhkan banyak energi ketika proses pengendalian diri.
Penelitian tentang hubungan antara energi dan pengendalian diri telah dilakukan oleh Profesor Matthew Gailliot dari Zirve University, Turki. Beliau melakukan penelitian untuk membuktikan apakah asupan energi (glukosa) pada seseorang bisa memulihkan kelelahan mental akibat pengendalian diri.
Penelitian dilakukan dengan cara meminta partisipan untuk melakukan berbagai tugas yang membutuhkan banyak pengendalian diri dan mengabaikan gangguan. Tentu saja, sebelumnya glukosa dari masing masing partisipan diukur terlebih dahulu.
Penelitian menunjukkan bahwa semakin turun kadar gula seseorang ketika melakukan tugas yang penuh dengan pengendalian diri, maka semakin buruk kinerjanya pada tugas selanjutnya. Artinya penurunan energi dapat melemahkan kemampuan seseorang untuk mengendalikan diri.
Penelitian kemudian dilakukan dengan memberikan limun berenergi yang mengandung gula pada partisipan. Untuk menghilangkan faktor “sugesti” dari hasil penelitian, separuh partisipan diberikan “plasebo” berupa limun tanpa energi atau tanpa glukosa.
Penelitian menunjukkan bahwa partisipan yang diberi limun yang berenergi mengalami peningkatan dalam pengendalian diri. Sedangkan yang minum limun plasebo, terus memburuk pengendalian dirinya.
OTAK YANG PELIT ENERGI
Ketika tubuh anda mengalami penurunan energi, otak dengan segera meresponnya dengan mengurangi asupan energi. Hal ini terjadi ketika anda melakukan tugas yang penuh dengan pengendalian diri yang menghabiskan banyak energi. Ketika energi tubuh berkurang dengan cepat, otak akan segera mengurangi pemakaian energi. Dan jika korteks prefrontal tidak mendapat pasokan energi, maka kenerjanya untuk mengendalikan diri anda menjadi berkurang secara drastis.
SOLUSI ENERGI
Itulah sebabnya selepas melakukan pekerjaan yang penuh dengan pengendalian diri dan menghadapi banyak gangguan, anda harus segera memulihkan energi anda agar tetap bisa mengendalikan diri anda. Makan siang bisa memulihkan energi anda agar tetap bersemangat dalam melanjutkan kerja anda. Dan secangkir kopi sebelum pulang kerja bisa menjaga tingkat pengendalian diri anda ketika tiba di rumah, memberikan reaksi yang manis dan terkontrol untuk keluarga di rumah.
Cara yang paling mudah yang sering saya lakukan adalah dengan membawa permen berenergi (bukan yang low energi). Ketika mengalami kelelahan mental akibat pekerjaan, mengkonsumsi permen bisa menambah kekuatan mental, kita dalam menghadapi dunia kerja, dan menghadapi berbagai gangguan.
Tentu saya tidak menganjurkan permen sebagai asupan utama, tetapi hanya untuk mengatasi masalah, ketika anda mengalami penurunan energi. Dulu saya sering mengkonsumsi gula jawa untuk mengatasi kekurangan energi ketika mendaki gunung. Tetapi gula jawa tidak saya konsumsi ketika istirahat.
Demikian pula dengan permen, konsumsilah hanya pada saat penurunan energi yang mengakibatkan kelelahan mental saja.
Semoga bermanfaat
Posting Komentar untuk "PERMEN DAN PENGENDALIAN DIRI"