PEMIMPIN YANG TERLALU BERANI MUDAH DIJEBAK


PEMIMPIN YANG TERLALU BERANI MUDAH DIJEBAK


Keberanian adalah sifat yang dihormati oleh banyak orang. Tidak ada seorang pun yang suka dengan pemimpin yang “penakut”. Keberanian adalah syarat mutlak bagi seorang pemimpin.

Itulah sebabnya, “Citra Keberanian” selalu ditonjolkan untuk membuat seseorang layak untuk menjadi seorang pemimpin. Dan keberanian adalah salah satu strategi kepemimpinan yang sangat efektif.

Banyak pemimpin yang dihormati karena menonjolkan keberaniannya. Dan rasa hormat dari komunitasnya akan membuatnya lebih efektif dalam memimpin.

Tetapi, walaupun sangat efektif, keberanian bisa menjadi masalah ketika salah penerapan pada kasus kasus tertentu. Sun Tzu, seorang ahli strategi perang Tiongkok kuno mengatakan bahwa salah satu kelemahan seorang pemimpin adalah kurangnya keberanian. Tetapi sifat terlalu berani juga disebutnya sebagai salah satu kesalahan fatal dari seorang pemimpin.

Sun Tzu mengatakan bahwa seorang pemimpin yang “terlalu berani” mudah dijebak. Contohnya adalah Pangeran Diponegoro yang dijebak karena keberaniannya memasuki daerah musuh tanpa membawa pasukan dan senjata, dalam sebuah perundingan.  Hal ini menjadikannya masuk perangkap dan ditangkap oleh musuh.

TOKOH MUDA PEMBERANI

Beberapa waktu yang lalu ada seorang “Tokoh Muda” yang dihadang oleh “masyarakat adat” ketika beliau akan menghadiri acara keagamaan di suatu wilayah. Sang Tokoh Muda itu dihadang karena “Dinarasikan” intoleran terhadap kelompok yang lain. 

Tokoh Muda tersebut dikenal sebagai tokoh yang sangat berani.  Dalam berbagai pidatonya beliau sering mengatakan bahwa “leluhurnya” banyak yang dibunuh karena membela kebenaran. Itulah sebabnya beliau mengatakan bahwa beliau tidak takut mati untuk “membela kebenaran”.

Ketika mengetahui beliau “Dihadang” oleh masyarakat adat  setempat, beliau sudah bertekat untuk melawan “penghadangan” terhadap dirinya. Bahkan sudah siap gugur, dengan memberikan wasiat kepada keluarganya.  Beliau tetap berangkat, dan siap menghadapi segala kemungkinan.

Rupanya “masyarakat  adat” yang menghadang beliau tidak memiliki keberanian menghadapinya.  Diduga mereka hanya “diperalat”  untuk kepentingan tertentu.  Karena pada saat dipertemukan dengan Sang Tokoh Muda itu, mereka terkesan pasif. Justru “orang orang di belakang mereka” yang  bertahan dan ngotot meminta Sang Tokoh tidak memasuki daerah tersebut.

Sang Tokoh akhirnya tetap menghadiri acara keagamaan tanpa mendapatkan gangguan. Dan Sang Tokoh mendapatkan pujian karena “keberaniannya”.

BAGAIMANA JIKA TERJADI PERLAWANAN?

Tetapi jika pada suatu ketika, di kejadian yang berberbeda, “tokoh adat” yang menghadang benar benar berniat menghadang, dan sang Tokoh Muda benar benar melakukan perlawanan, apa yang akan terjadi?

Jika pada suatu hari disiapkan skenario yang lebih cermat, di mana “masyarakat adat” yang diprovokasi oleh “golongan tertentu” dipersiapkan dengan matang, maka Sang Tokoh pasti akan terlibat dengan “Pertempuran sengit”. Apalagi  jika “masyarakat adat” yang diprovokasi itu dipersenjatai. 

Jika itu terjadi, maka “keberanian” Sang Tokoh Muda harus dibayar dengan sangat mahal. Siapapun yang menang, kedua belah pihak pasti jatuh korban. Kedua duanya sama sama dirugikan.

Dan yang terjadi setelah pertempuran itu adalah cideranya “PERSATUAN BANGSA”.  Kedua golongan akan saling berseteru.  Dan jika perseteruan itu merambat ke seluruh negeri, maka akan terjadi konflik horisontal.  Akan terjadi Chaos di mana mana.

Itulah sebabnya SunTzu megatakan bahwa pemimpin yang terlalu berani akan mudah dijebak. Dalam hal ini Sang Tokoh Muda “terjebak” dalam sekenario adu domba. Strategi yang berpotensi merusak kerukunan Bangsa.

Begawan Tung 
begawantug.blogspot.com






Posting Komentar untuk "PEMIMPIN YANG TERLALU BERANI MUDAH DIJEBAK"