POLITISI SONTOLOYO


POLITISI SONTOLOYO


Beberapa hari yang lalu saya berceritat entang perubahan makna dari kata GUS sebagai panggilan terhadap anak kecil, menjadi panggilan untuk seorang “ULAMA”  yang dihormati.  Padahal, dulu,jika seorang anak Kyai masih dipanggil Gus, berarti dia belum dianggap Kyai. Artinya, jika anda memanggil seorang Kyai dengan panggilan Gus, itu artinya anda menganggapnya belum layak untuk menjadi seorang kyai.

Beberapa hari yang lalu mugkin anda juga sering mendengar idiom “Politisi Sontoloyo”. Sontoloyo di sini diartikan sebagai kelakuan buruk. Jadi Politisi Sontoloyo adalah politisi yang berkelakuan buruk.  

Sebenarnya, kata Sontoloyo tidak boleh diartikan sebagai tindakan atau kelakuan yang buruk. Karena Sontoloyo adalah pekerjaan yang halal.

Apa arti sebenarnya dari “Sontoloyo” itu?  Sontoloyo adalah sebuah profesi yang cukup mulia. Kerjanya adalah menggembala sekumpulan Bebek  agar mendapatkan makanan. Biasanya dilakukan di persawahan. Dengan “bimbingan” Seorang Sontoloyo, kawanan bebek yang jumlahnya bisa mencapai ratusan ekor itu dengan tertib akan dibawa kembali ke kandangnya ketika petang tiba.

Jadi, istilah Sontoloyo lebih tepat diartikan sebagai “penggembala”. Kalau di Amerika kita mengenal Cowboy, maka mereka adalah CowDuck  (jangan dibaca kodok ya.. J )

Dalam hal ini, politisi sontoloyo lebih tepat diartikan sebagai “Politisi Penggembala”. Artinya Politisi yang bisa menjadi pemimpin bagi pengikutnya ke arah yang lebih baik. Seperti tugas Seorang Sontoloyo yang membimbing “anak asuhnya” untuk mendapatkan makanan, mengayominya dari bahaya, membimbingnya agar tidak bercerai berai  dan membawanya pulang ke kandangnya ketika menjelang petang.

Hal ini seperti kata “Ndeso” yang sering dinisbatkan pada orang orang yang dianggap “naif”. Sehingga sering dipakai untuk “menyerang” orang orang yang berkelakuan buruk karena kebodohannya. 

Tetapi saya justru bangga dengan julukan Almamater kami, Universitas Gajah Mada sebagai “Universitas Ndeso”.  Karena yang mereka maksudkan sebagai Universitas Ndeso adalah Universitas yang peduli terhadap masyarakat pedesaan.

Bahasa memang sangat dinamis.  Setiap kata bisa saja mengalami perubahan makna dari waktu ke waktu.  Setiap kalimat bisa ditafsirkan dengan berbagai arti. Apalalagi jika kalimatnya “dipenggal” atau “diisolir” dari konteksnya.

Kita mengenal penafsiran yang tidak sama dengan maksud pembicara sebagai kalimat yang “diplintir”.  Biasanya pemlintiran itu digunakan untuk “membunuh karakter” seseorang.

Itulah sebabnya, dengan metoda tertentu, seorang yang baik bisa dianggap jahat. Dan sebaliknya orang yang jahat bisa dipuja puja bagaikan pahlawan.  Hanya dengan kata kata yang dimuat di media masa maupun sosial media.

Begawan Tung
begawantung.blogspot.com





Posting Komentar untuk "POLITISI SONTOLOYO"