TEKNIK NLP & MENIRU PERILAKU ROSULULLSAH SAW
Pada suatu
hari, guru saya di bidang Esoteric menunjukkan suatu teknik untuk membuat orang
melakukan sesuatu hal “kecil” yang kita inginkan. Di seberang beliau duduk, ada sekelompok
orang yang sedang santai “ngopi” di sebuah “warung kopi”. Beliau memilih salah satu dari mereka, sebut
saja Mr x. Ya, karena beliau sendiri tidak mengenalnya, dan sudah pasti belum tahu
namanya.
Beliau memberi contoh cara melakukan “pacing”
terhadap perilaku seseorang. Pacing adalah tindakan penyelarasan agar kita bisa
selaras dengan psikologi seseorang. Salah satu hal yang kita jadikan object
pacing adalah gesture tubuh. Beliau
menirukan cara Mr X duduk, posisi tangan, Kaki, kepala dll. Beliau juga
menyamakan tingkat “tegangan otot” dan tingkat energinya.
Hingga pada
suatu saat, Beliau berhasil melakukan penyelarasan dirinya dengan Mr X. Beliau bilang bahwa dia akan “pura pura”mengantuk,
hingga dalam pikirannya, beliau menjadi sangat mengantuk. Setelah itu beliau “menguap”,
dan apa yang terjadi ?
Mr X juga
menguap seperti yang dilakukan oleh Sang Master. Inilah yang terjadi ketika
kita berhasil melakukan “pacing” terhadap seseorang. Kita menjadi selaras dengan objectyang
dituju. Setelah pacing terjadi, maka kita harus melakukan Leading.
Apa itu
leading? Setelah melakukan pacing dengan menirukan gesture dari seseorang, kita
tidak boleh “keterusan” melakukannya. Terus menerus melakukan pacing akan
membuat kita “mengikuti” perilaku object. Kita justru yang akan
dikendalikannya. Setelah keselarasan terbentuk, maka anda harus segera
melakukan leading.
Bagaimana
caranya? Jika object sedang bersandar, maka majukan badan anda dan condongkan
ke depan, maka dia akan mengikuti dengan memajukan badannya dan condong ke
depan. Atau anda bisa melakukan “gerakan
tangan tertentu” dan ketika dia juga melakukan gerakan tangan yang sama,
berarti anda sudah berhasil me”leading”nya.
Itulah
sebabnya ketika Sang Master “menguap” maka Mr X ter”leading” menjadi ikut ikutan menguap. Tentu saja kita tidak
mungkin “meleading” seseorang untuk melakukan “gerakan yang konyol”. Mengapa? Karena
ada “area kritis” dalm otak manusia yang
membuatnya tetap pada jalur “akal sehat”
Pacing kita
lakukan agar seseorang yang kita dekati “menerima” kehadiran kita. Karena otak
manusia menyukai “persamaan”. Itulah sebabnya anda akan merasa gembira
menemukan teman sesama Indonesia ketika berada di luar negeri. Apalagi teman satu kota, tiba tiba saja ada
keterikatan batin di antara kalian. Padahal jika ketemunya di Indonesia, yang
terjadi adalah hubungan yang biasa biasa
saja.
Tetapi guru
saya juga megatakan bahwa jika anda melakukan “mirroring” secara intensif
terhadap seorang tokoh, selain kamu akan ketularan “sifat sifat positifnya”,
maka anda juga aka ketularan sifat negatifnya. Jadi kita harus hati hati ketika
melakukan. Mirorring adalah teknik melakukan “penyamaan” dalam melakukan
pacing.
Salah satu
tokoh yang layak kita lakukan “mirroring” adalah Nabi Muhammad Saw. Agar sifat sifat beliau bisa terinstall ke
dalam diri kita. Anda bisa mulai
menirunya dengan meniru wajahnya yang selalu tersenyum, perkataannya yang lembut,dan
tidak menyakiti, dll.
Atau bisa
saja meniru kebiasaannya. Salah satu kebiasaan Rosulullah adalah member nama
pada benda benda miliknya. Beliau memberi nama gelasnya dengan nama Ar-Rayyan,
mangkoknya Al-Gharra’, tongkatnya dengan nama An-Namir dan pedangnya Dzul
Fiqar.
Mungkin itu
yang mengilhami para leluhur kita untuk memberi nama benda benda pusakanya denga
nama nama seperti Tumbak Kyai Pleret, Keris Setan Kober, kereta kencana Kanjeng
Nyai Jimat , atau Kerbau bule yang diberi nama Kyai Slamet.
Saya
sendiri member nama batu cincin yang selalu saya pakai dengan nama Condro Birowo dan Abdurrazaq.
Semoga
bukan hanya pakaian fisik dan benda
benda miliknya saja yang kita tiru dari Rosulullah Saw, tetapi yang kita tiru
terutama adalah akhlaknya. Jika hanya Jubah dan jenggot saja yang kita tiru,
Abu jahal juga berjenggot dan berjubah.
Begawan Tung
begawantung.blogspot.com
Posting Komentar untuk " "