WARUNG KOPI DAN OJEK OLINE


WARUNG KOPI DAN OJEK OLINE 


Kemarin saya jalan jalan ke Blok M squere, salah satu sentra bisnis untuk kalangan menengah ke bawah di kawasan Jakarta Selatan. Setalah membeli beberapa barang yang saya butuhkan, saya mampir di salah satu “warung kopi” di lantai bawah mall.

Biasanya saya “ngopi” di sebuah kafe kopi yang menyediakan “kopi asli Nusantara”.  Harganya tidak terlalu mahal, sekitar Rp. 17.000 untuk secangkir kopi asli yang diseduh secara modern. Tetapi di warung kopi yang satu ini, harga secangkir kopi hanya Rp. 4.000 rupiah saja. Secangkir kopi sachet lokal yang cukup lumayan rasanya.

Entah mengapa saya tiba tiba saja tertarik untuk mampir di warung kopi “sederhana” tersebut. Mungkin karena ada penampakan “tape gorenng” kesukaan saya dan pisang goreng yang digoreng secara rapi , seperti sebuah kipas.

Melihat kualitas gorengannya, saya yakin, pemilik warung itu “bukan pedagang biasa”. Semua tampak dikerjakan secara rapi, dan rasa makanan yang istimewa. Sang pedagang pasti tipe orang yang inovatif dan memperhatikan kualitas “bisnisnya”.

Dan  benar, setelah berbincang bincang dengan beliau, saya tahu, dia punya beberapa “lapak” di beberapa tempat. Salah satunya ada di “Pasaraya Grande Blok M”.  Pasaraya  Grande terkenal sebagai Mall elite yang menjual barang barang menengah ke atas.  Dan berbeda dengan “warung kopinya” yang ada di blol M Squere, Lapaknya yang di Pasaraya Grande berbentuk Restoran modern.

Setelah beberapa lama bercerita tentang bisnisnya, tibalah saat dia bertanya tentang bisnis saya. Saya bercerita bahwa bisnis saya sedang saya geser ke arah digital marketing.  Setelah jatuhnya industri “Batu Bara” di mana saya menjadi penjual untuk salah satu instrument teknisnya, bisnis saya di bidang “Geodetic equipment” terus surut hingga sekarang. Semenjak itu saya mulai melirik digital marketing.

Apa itu digital marketing? Untuk menyederhanakan, saya katakan saja kepadanya, sebagai bisnis online. Tiba tiba saja beliau merasa tidak berkenan. Beliau mangatakan bahwa dia salah satu orang yanng ingin perdagangan online dihapuskan. Mengapa?

Ternyata dia manganggap sepinya dunia perdagangan, termasuk lapak kopinya sebagai dampak dari beralihnya pembeli dari pembelian konvensional, manjadi pembelian via online.

“Benar mas, jual beli online sekarang  menjadi hal biasa dan cenderung naik intensitasnya. Istri saya juga sering membeli makanan melalui online. Karena semua menjadi semakin mudah, hanya dengan menggunalan sebuah aplikasi. Dan itu sudah dialami oleh Amerika Serikat sebelumnya. Bahkan kini hamper 50% pemilik smartphone di sana melakukan pembelian online untuk berbagai kebutuhannya,”Saya mulai bercerita, untuk menggeser pemiklirannya yang anti “online””.

Dan sebentar lagi pasti akan menerpa Indonesia, seperti Masuknya Handphone ke Indonesia tahun 90”an.  Pada waktu hanya “kalangan elit” saja yang menggunakannya. Tetapi, di jepang, hampir semua anak anak sudah menggunakannya.

Tetapi setelah tahun 2000’an, tiba tiba saja booming handphone di Indonesia. Sampai sampai ada handphone yang dijuluki Handphone seribu umat (Nokkia 5110) saking larisnya bagaikan penjualan kacang goreng saja.

Dan saya yakin, jual beli online akan menjadi “hal biasa” di Indonesia. Dan jika kita tidak mempersiapkan diri, maka kita akan menjadi “ketinggalan jaman” dan ditunggalkan oleh peradapan.

Setelah beberapa lama kami bicara, tentang ojek online, UKM, peraturan pemerintah yang mendukung dll,  Tiba tiba saja beliau memanggil seoranng “staffnya” dan berkata,“Eh.. Tolong saya dibuatkan account untuk goojek ya..”.

Sementara dia sibuk memberikan instruksi kepada “Staffnya” saya memotret kopi yang saya minum beserta 2 batu “merah siam” kesayangan saya, Condro Mowo dan Condro Wibowo,

Begawan Tung
Begawantung.blogspot.com




Posting Komentar untuk "WARUNG KOPI DAN OJEK OLINE "