SAYUR TEMPE & KERAMAHAN KHAS NUSANTARA
SAYUR TEMPE & KERAMAHAN KHAS NUSANTARA
Tiba tiba ada yang memanggil kami,”Dik,sini dik,ayo
masuk sini.Seorang bapak bapak dengan sangat ramah mempersiahkan kami masuk ke
rumahnya. Pada waktu itu, kami berempat sedang duduk di tepi jalan, di sebuah
bok ( semacam jembatan saluran air yang biasanya di atasnya dibuat tempat yang
bisa digunakan untuk duduk.
Pada waktu itu, kami sedang mlakukan “pengumbilan data”
untuk sebuah penelitian tanah di daerah DAS Sungai Oyo. Penelitian itu didanai
oleh WHO untuk mengetahui “konstanta erosi terbolehkan” di kawasan tropis.
Saya lupa tempat
dan waktu persisnya. Yang jelas itu terjadi tahun 90’an, dan kalau tidak salah
di kecamatan Nglipar atau Semin. Yang jelas ada di kabupaten Gunung Kidul.
Dengan ramah pemilik rumah menyambut kami dan bercerita
banyak hal tentang desanya. Termasuk cerita tentang anaknya yang juga kuliah seperti
kami. Sebuah keramahan yang luar biasa
dari seseorang yang belum pernah kami kenal sebelumnya.
Dan yang membuat saya sangat terkesan hingga saat in
adalah ketika beliau, pemilik rumah menawarkan kami untuk makan siang. Ya,
karena pada waktu itu adalah jam makan
siang, dan kami memang sedang mencari warung tempat makan, dan kami tidak menemukan
satu pun warung di sana. Wah, kebetulan nih..
Menawarkan makan pada tamu? Itu adalah tradisi keramahan
khas masyarakat pedesaan. Tradisi yang
membuat mereka memilih mengeluarkan harta agar bisa mempererat persaudaraan.Tuno satak bathi sanak ( kehilangan
harta, mandapat keuntungan beraudara). Sebuah keramahan khas Nusantara.
Masakan yang dihidangkan pada kami adalah ‘sayur tempe”
kesukaan saya. Susah membayangkan untuk bisa merasakan sayur itu di jakarta
sekarang.
Tiba tiba saja saya membayangkan peristiwa 30 tahun
yang lalu itu.
Dan ketika kemarin saya kembali dari perjalanan di Kota bogor,
naik kereta turun di stasiun pasar minggu, sebelum pulang ke rumah saya sempatkan
untuk membeli TEMPE di pasar minggu. Saya ingin membuat sayur tempe khas daerah
saya. Kakak saya sering membuatkan khusus buat saya. Tetapi karena beliau ada
di Semarang, tidak mungkin saya memintanya membuatkan sayur tempe buat saya.
Apakah saya tahu bumbunya? Tentu tidak. Kalaupun tahu,
tentu susah membuatnya. Jadi saya membeli bumbu dalam kemasan.
Tentu saja tidak ada bumbu kemasan khusus untuk sayur
tempe, karena itu bukan masakan yang dikenal banyak orang.
Dengan sedikit
kecerdasan GUSTATORY, saya meramunya sendiri. Saya membeli bumbu SAMBAL GORENG sebagai bumbu
dasarnya. Setelah saya coba, dan ada
yang kurang, kemudian saya tambahkan santan, sambal dan sedikit “penyedap rasa”.
Jadilah sayur tempe saya.. sambil memakannya, saya terkenang dengan
KERAMAHAN Masyarakat pedesaan KHAS NUSANTARA.
Begawan Tung
begawantung.blogspot.com
Posting Komentar untuk "SAYUR TEMPE & KERAMAHAN KHAS NUSANTARA "