STRATEGI RUSA DAN KUDA


Yi Zheng adalah raja dari dinasty Qin yang berhasil menyatukan daratan Tiongkok pada sekitar tahun 221 Sebelum Masehi.

UNtuk membenahi negeri yang porak poranda akibat perang yang berkepanjangan, setelah penakhlukan kerajaan kerajaan dan menyatukan daratan Tiongkok, yang dilakukan pertama kali adalah nelakukan pembenahan terhadap Kondisi ekonomi dan sosial. 

Segera beliau melakukan penyeragaman ukuran/takaran, mata uang, termasuk aksara. Perbedaan aksara akibat perbedaan aksara yang dipakai di berbagai wilayah dianggap sebagai penghalang penyebaran informasi dan pertukaran budaya.

Beliau memerintahkan Li Si, sang perdana Menteri  untuk menyusun aksara baku yang bisa menyatukan Tiongkok di bawah Dinasti Qin.

Bahkan ukuran As gerobag pun diseragamkan agar bisa dipakai di seluruh negeri.

Tindakan tindakan itu terbukti bisa menyatukan daratan Tiongkok, hingga sekarang.

Tetapi, selain reputasinya dalam menyatukan daratan Tiongkok, beliau juga memiliki riwayat kelam. Beliau dikenal sangat kejam terhadap orang orang yang melawannya.

Pada suatun hari, Perdana Menteri Li Shi mengusulkan kepada Kaisaaar Qin, agar memusnahkan sermua kitab filsafat, kecuali kitab tentang Legalisme, karena dianggap mengganggu kepemimpinan.

Tidak hanya membakar kitab flsafat, Kerajaan juga membantai para cendekia dan sarjana, terutama aliran Kong Hu Chu, yang kebanyakan dikubur hidup hidup.

Salah satu orang yang menentang pembakaran kitab kitab filsafat itu adalah Putra Mahkota, Putra Raja Yin Zheng sendiri, yaitu Fu Shu.

Karena Fu Shu adalah keluarga kerajaan, tentu dia tidak dihukum mati. Dia hannya diasingkan di wilayah perbatasan.

Pada suatu hari, ketika Raja Yin Zheng berusai 50 tahun, beliau merasa sakit sakitan, dan berniat menyerahkan Kekuasaan pada Fu Shu, Putra kesayangan yang diasingkannya itu. Bersama Perdana MEnteri Li Shi, Zhao Gao dan putra ke dua Hu Hai, Raja Yin Zhen pergi mengunjungi Fu Shu.

Sayangnya, di tengah perjalanan, karena sakitnya yang cukup parah, Raja Yin Zheng wafat. Dan atas siasat dari Zhao Gao, wafatnya Raja Yin Zhen di perjalanan ini dirahasiakan. 

Sebelum meninggal, Raja Yin Zheng membuat sebuah wasiat, atau maklumat kenegaraan,  agar setelah beliau wafat, yang menggantukannya adalah Fu Shu. Tetapi Zhao Gao, memiliki siasat licik, ingin mengganti surat wasiat itu, dengan mengganti nama Fu Shu sebagai pewaris tahta, mennjadi atas nama Hu Hai.

Dengan memberi "jasa" kepada Hu Hai dan mengangkatnya menjadi Kaisar, diharapkan Zhao Gao akan menjadi orang kepercayaan Kaisar. Dan.. kemudian "menguasainya" karena Zhao Gao tahu bahwa Hu Hai bukanlah orang yang cakap dalam kepemimpinan.

Li Shi, sang perdana menteri tidak setuju dengan konspirasi itu. Tetapi, dia disadarkan, bahwa jika Fu Shu yang menjadi Raja, nasibnya pasti tidak menentu. Karena, Fu Shu dihukum pengasingan oleh Raja, adalah karena menentang ide Perdana Menteri untuk memusnahkan buku buku filsafat.

Singkat cerita, Hu Hai akhirnya diangkat menjadi Raja. Dan Zhao Gao, otomatis menjadi orang kepercayaan Kaisar. Apalagi, sejak kecil, Hu Hai dididik dan diasuh oleh Zhao Gao. Dan Zhao Gao dengan licik memanfaatkan kedekatannya dengan kaisar untuk menyingkirkan Li Shi.

Dan pada suatu hari, Li Shi pun dihukum mati karena dianggap berkhianat terhadap Kaisar. Dan yang mempengaruhi Raja untuk membunuh Li Zhi adalah Zhao Gao.

Semenjak saat itu, Zhao Gao kemudian diangkat menjadi Perdana MEnteri menggantikan Lizhi. Karena tahu kelamahan Raja Hu Hai dalam kepemimpinan, maka dalam waktu singkat, Zhao Gao mampu menguasai kepemimpinan di seluruh kerajaan.

Tetapi Zhao Gao tidak berani bertindak gegabah, walaupun raja sangat tunduk dengan ide idenya. Nasibnya akan berada di ujung tanduk, jika banyak menteri dan jendral yang memusuhinya.

Tentu tidak mudah untuk mengetahui siapa yang mendukung dan siapa yang melawannya. Dan tidak mungkin menanyai mereka satu persatu, karena salah salah, bisa ketahuan niat buruknya untuk menguasai istana, dan dilawan oleh orang orang yang membencinya.

Pada suatu hari, dia menemukan ide cemerlang. Zhao Gao kemudian menghadiahkan Seekor rusa kepada Raja Hu Hai, dan mengatakan bahwa itu adalah seekor Kuda. Apa yang dilakukan oleh Zhao Gao dilakukan di depan para menteri dan para Jendral NEgeri Qin.

Raja Hu Hai tertawa, karena mengira Perdana Menteri Zhao Gao sedang bercanda. TEtapi dengan serius, kembali Zhao Gao menegaskan bahwa yang dihadiahkannya pada Raja adalah seekor kuda.

KEmudian Zhao Gao bertanya kepada para menteri dan para jendral, apakah itu seekor rusa atau kuda. Dan para menteri dan jendral pun tertegun, tidak berani bicara, karena takut menyinggung PErdana menteri, jika mengatakan kebenaran.

Kemudian satu per satu Zhao Gao mendekati para pejabat kerajaan itu, dan bertanya, Kuda atau rusa? 

Karena tahu kekuasaan Perdana Menteri, kebanyakan para pejabat mengatakan, bahwa apa ayng dipersembahkan Perdana Menteri kepada Raja Hu Hai adalah seekor Kuda. Tetapi banyak pula yang mengatakan kebenaran, bahwa itu adalah seekor rusa.

Kemudian, di malam hari, para pejabat yang mengatakan kebenaran bahwa apa yang dipersembahkan Zhao Gao Kepada kaisar adalah seekor rusa, ditangkap dan dieksekusi di tempat dengan tuduhan berkhianat terhadap kaisar.

Semenjak saat itu Zhao Gao menjadi seorang perdana Menteri dengan kekuasaan penuh di atas kekuasaan Raja.


Begawan Tung

begawanatung.blogspot.com











Posting Komentar untuk " STRATEGI RUSA DAN KUDA"