KERUPUK DISEL
Banyak situs
para wali ada di daerah ini, lengkap dengan cerita cerita legendanya. Termasuk
sebuah sendang ( Danau mata air yang berukuran kecil), dan gua gua yang sering menjadi tempat bermainku
Salah satu
gua di sana, ada yang dikenal sebagai Gua Tapa, yang konon menjadi tempat
bertapa keluarga salah satu keraton di tanah jawa. Ada juga gua ulo (Ular), yang dari namanya
saja kita tahu bahwa gua itu dihuni banyak sekali ular. Ada juga yang namanya
Gua Jago, karena di depan pintu masuknya terdapat sebuah batu yang nirip dengan
seekor ayam jantan.
Ada juga
beberapa gua yang konon, terkadang mengeluarkan hawa beracun, sehingga tidak
semua gua berani kami masuki. Hanya gua Jago, yang culup luas, dan terang, yang
berani kami masuki. Dan terkadang kami juga menjumpai orang orang dari luar
daerah yang mengunjungi gua Jago ini.
Tapi jangan
harap kalian bisa menjumpai sendang serta gua gua yang saya ceritakan tadi.
Semua sudah tinggal kenangan sejak dibukanya pabrik semen itu.
Dan saya
pun, tarjaga dari lamunan. Dua bungkus kerupuk disel ada di meja kerjaku. Baru
saja saudara yang berasal dari Tanggung Harjo mengunjungi apartemen
miniku. Beliau membawa oleh oleh berupa kerupuk.
Tetapi ini
bukan sembarang kerupuk. Karena kerupuk ini mampu membawaku ke dataran nostalgia
yang dalam. Kenangan masa kecilku yang indah di sebuah desa di dekat Perbukitan Kendeng.
Walaupun
semenjak usia 4 tahun saya sudah meninggalkan desa ini, saya masih sering
berkunjung ke sana. Ke rumah Kakek Nenek yang memiliki sebuah toko di depan
pasar.
Kenangan
ketika Nenek membelikanku Pecel gendar, lempok, juga gethuk. Macam macam getuk
ada di pasar itu. Yang suka saya beli adalah gethuk alus dan gethuk awur. Gethuk
getuk itu sudah tidak pernah aku jumpai lagi hingga saat ini.
Dan yang
masih saya kenang adalah kerupuk asli desa itu. Kerupuk asli di desa ini digoreng
bukan dengan minyak goreng, tetapi dengan pasir. Pasir di daerehku disebut
dengan Wedhi, Itulah sebabnya kerupuknya dikenal sebagai Kerupuk Goreng Wedhi.
Seolah mau
mangajakku untuk bernostalgia, saudaraku membawakanku dua bungkus kerupuk
goreng wedi. Atau Kerupuk disel. Disebut kerupuk disel karena, terkadang ada
pasir (Wedhi) yang masih menempel (Nyesel) di kerupuk ini.
Begawan Tung
Posting Komentar untuk "KERUPUK DISEL"