Halaman

    Social Items

Sebenarnya ini adalah sebuah ilmu rahasia. Tapi saya membagikannya kepada anda, terutama yang sedang meniti karir di perusahaan atau sebagai pegawai negeri.


Tetapi sebelum mewedar ilmu ini, agar menjadi lebih mudah dipahami,  perkenankan saya bercerita tentang sebuah kisah, tentang orang yang sangat berbakat, tetapi diabaikan oleh lnstitusinya.


Ada sebuah kisah di masa lalu, di era kerajaan Medang kamulan. Tetapi kejadiannya ada di Daratan Asia Tengah. Terdapatlah seorang pujangga yang sangat terkenal karena kehalusan syairnya yang sangat menyentuh hati.


OLeh orang tuanya dia diberi nama Li Bai, dan bakatnya dalam dunia sastra sudah dikenal semenjak kecil, dan terasah hingga dewasa.


Li Bai banyak berteman dengan para penyair terkenal di jamannya, dan namanya mulai dikenal oleh istana. Hingga pada suatu, beliau hari dipanggil ke istana, untuk mengabdi kepada kerajaan.


“Akhirnya saat itu  pun tiiba,” katanya dalam hati penuh kegirangan. DIa merasa bakatnya dihargai oleh negara. Dan harapannya tentang masa depan pun, membumbung tinggi.


Tanpa disarariinya, beberapa pejabat tidak menykai kehadirannya di istana. Melihat bakat yang luar biasa dari Li bai, dan karakternya yang lurus, mereka merasa tersaingi, dan khawatir akan menggeser kedudukan mereka.


OLeh pejabat yang berwenang, akhirnya dia diberi jabatan yang rendah, jauh dari bakat yang dimilikinya. Pekerjaannya hanya menghibur Raja, beserta permaisuri dan para selir, dengan membacakan puisi dan syair. Hatinya sangat kecewa, dan itu membuatnya terjatuh dalam kesedihan. Setiap hari, dia menghibur dirinya dengan minuman keras. Karena hanya dalam keaddaan mabuk ini, dia bisa melupakan sejenak kemarahannya atas nasib yang dialaminya.


Sang raja memiliki seorang selir  yang sangat cantik, dan dianggap wanita paling cantik dalam sejarah negeri itu. Itulah sebabnya, Sang Raja sangat menyayanginya, dan pada suatu hari, beliau ingin menghibur selirnya itu dengan sebuah puisi. Maka, dipanggilah Li Bai, untuk membuat sebuah syair khusus untuk selir tercinta.


Maka diutuslah seorang kasim istana untuk menjemput Li bai agar menghadap Raja. Pada waktu itu, Li Bai sedang dalam kondisi mabuk akibat pengaruh minuman keras. Bahkan untuk memakai sepatu, dia harus minta tolong Sang Kasim untuk memakaikannya.


Dan Kasim itu pun, memakaikan sepatu di kaki Li Bai, dengan rasa tidak suka. Dia merasa terhina, Karena sebagai  pejabat istan, dia  harus memakaikan sepatu kepada petugas rendahan. TEtapi, karena harus buru buru memenuhi perintah Raja, dia pun melakukannya.


Masih dalam kondisi mabuk, Li Bai tiba di istana menemui Sang raja dan Selirnya. Dan itu justru menunjukkan talentanya yang sebenarnya. Dalam kondisi mabuk beliau bisa membuat  sebuah syair yang menceritakan kecantikan Sang selir, dengan susunan sastra yan sangat indah.


Raja Sangat puas dengan karya Li bai itu, dan memberi nama syair itu dengan nama sebuah bunya, yang paling cantik di negeri. Dan keesok harinya, Raja memerintahkan pejabat negara untuk menaikkan jabatan Li Bai menjadi peabat tinnggi.


Dan pejabat yang diberi perintah itu adalah orang yang pernah menolak Li Bai untuk masuk istana. Tetapi  karena Raja Yang memanggilnya, dia terpaksa harus menerimanya. Kemudian, karena dia takut bakat dari Li Bai bia menenggelamkan karirnya, dia hanya memberi jabatan “pembantu” saja di istana Buat Li Bai.


Kemudian pejabat itu bersekongkol dengan Pejabat Kasim yang merasa terhina karena terpaksa harus memakaikan sepatu di kaki Li Bai.  Mereka menyusun rencana jahat.


Dengan membuat “framing” tertentu ketika menafsirkan syair itu, mereka justru menganggap  bahwa Syair Li Bai itu justru bermaksud menghina sang Selir. Dikatakannya, bahwa syair yan dibuat Li Bai justru menganggap Sang selir yang canti itu seorang pelacur.


Mendengar hal itu, raja pun marah, dan membatalkan perintahnya untuk menjadikan Li Bai sebagai pejabat tinggi. Akhirnya,  LI Bai pun  mengundurkan dir,i dari statusnya sebagai pegawai Istana, dan kembali ke desanya

.

Ratusan hingga ribuan tahun kemudian, karya karyanya masih melegenda dan diakui sebagai slah satu karya klasik yang sangat indah.


KESIMPULAN

Pepatah dari china mengatakan, Naga kecil tidak menyemburkan apinya. Naga kecil bersembunyi diantara riak riak gelombang.


Pepatah ini menggambarkan bahwa orang yang terlalu menonjol sebelum berkuaasa, akan dijatuhkan oleh lawan lawannya, justru ketika masih muda.


Salah satu professor saya memberikan nasehat  agar saya  menggunakan strategi “urut kacang”, ketika meniti karir.


“Jangan menonjolkan prestasi dan kemampuanmu, saat kalu masih di abwah. Berikan semua kemampuanmu kepada atasanmu. Karena jika kamu terlalu menonjol, dan menyainginya, kamu akan disingkirkan.”


Beliau melanjutkan,” Kemudian, ketika Atasanmu naik pangkat, karena dukunganmu, maka dia akan tetap membawamu. Karena dia membutuhkanmu. DIa tergantung dari kemampuanmu. Hingga ketika kamu mulai berkuasa, atau sudah menggantikannya, baru kamu boleh menunjukkan bakat bakat dan kemampuanmu”.



Begawan Tung 

Begawantung.Blogspot.com

 

URUT KACANG, SEBUAH ILMU RAHASIA DARI PAK PROFESOR

Sebenarnya ini adalah sebuah ilmu rahasia. Tapi saya membagikannya kepada anda, terutama yang sedang meniti karir di perusahaan atau sebagai pegawai negeri.


Tetapi sebelum mewedar ilmu ini, agar menjadi lebih mudah dipahami,  perkenankan saya bercerita tentang sebuah kisah, tentang orang yang sangat berbakat, tetapi diabaikan oleh lnstitusinya.


Ada sebuah kisah di masa lalu, di era kerajaan Medang kamulan. Tetapi kejadiannya ada di Daratan Asia Tengah. Terdapatlah seorang pujangga yang sangat terkenal karena kehalusan syairnya yang sangat menyentuh hati.


OLeh orang tuanya dia diberi nama Li Bai, dan bakatnya dalam dunia sastra sudah dikenal semenjak kecil, dan terasah hingga dewasa.


Li Bai banyak berteman dengan para penyair terkenal di jamannya, dan namanya mulai dikenal oleh istana. Hingga pada suatu, beliau hari dipanggil ke istana, untuk mengabdi kepada kerajaan.


“Akhirnya saat itu  pun tiiba,” katanya dalam hati penuh kegirangan. DIa merasa bakatnya dihargai oleh negara. Dan harapannya tentang masa depan pun, membumbung tinggi.


Tanpa disarariinya, beberapa pejabat tidak menykai kehadirannya di istana. Melihat bakat yang luar biasa dari Li bai, dan karakternya yang lurus, mereka merasa tersaingi, dan khawatir akan menggeser kedudukan mereka.


OLeh pejabat yang berwenang, akhirnya dia diberi jabatan yang rendah, jauh dari bakat yang dimilikinya. Pekerjaannya hanya menghibur Raja, beserta permaisuri dan para selir, dengan membacakan puisi dan syair. Hatinya sangat kecewa, dan itu membuatnya terjatuh dalam kesedihan. Setiap hari, dia menghibur dirinya dengan minuman keras. Karena hanya dalam keaddaan mabuk ini, dia bisa melupakan sejenak kemarahannya atas nasib yang dialaminya.


Sang raja memiliki seorang selir  yang sangat cantik, dan dianggap wanita paling cantik dalam sejarah negeri itu. Itulah sebabnya, Sang Raja sangat menyayanginya, dan pada suatu hari, beliau ingin menghibur selirnya itu dengan sebuah puisi. Maka, dipanggilah Li Bai, untuk membuat sebuah syair khusus untuk selir tercinta.


Maka diutuslah seorang kasim istana untuk menjemput Li bai agar menghadap Raja. Pada waktu itu, Li Bai sedang dalam kondisi mabuk akibat pengaruh minuman keras. Bahkan untuk memakai sepatu, dia harus minta tolong Sang Kasim untuk memakaikannya.


Dan Kasim itu pun, memakaikan sepatu di kaki Li Bai, dengan rasa tidak suka. Dia merasa terhina, Karena sebagai  pejabat istan, dia  harus memakaikan sepatu kepada petugas rendahan. TEtapi, karena harus buru buru memenuhi perintah Raja, dia pun melakukannya.


Masih dalam kondisi mabuk, Li Bai tiba di istana menemui Sang raja dan Selirnya. Dan itu justru menunjukkan talentanya yang sebenarnya. Dalam kondisi mabuk beliau bisa membuat  sebuah syair yang menceritakan kecantikan Sang selir, dengan susunan sastra yan sangat indah.


Raja Sangat puas dengan karya Li bai itu, dan memberi nama syair itu dengan nama sebuah bunya, yang paling cantik di negeri. Dan keesok harinya, Raja memerintahkan pejabat negara untuk menaikkan jabatan Li Bai menjadi peabat tinnggi.


Dan pejabat yang diberi perintah itu adalah orang yang pernah menolak Li Bai untuk masuk istana. Tetapi  karena Raja Yang memanggilnya, dia terpaksa harus menerimanya. Kemudian, karena dia takut bakat dari Li Bai bia menenggelamkan karirnya, dia hanya memberi jabatan “pembantu” saja di istana Buat Li Bai.


Kemudian pejabat itu bersekongkol dengan Pejabat Kasim yang merasa terhina karena terpaksa harus memakaikan sepatu di kaki Li Bai.  Mereka menyusun rencana jahat.


Dengan membuat “framing” tertentu ketika menafsirkan syair itu, mereka justru menganggap  bahwa Syair Li Bai itu justru bermaksud menghina sang Selir. Dikatakannya, bahwa syair yan dibuat Li Bai justru menganggap Sang selir yang canti itu seorang pelacur.


Mendengar hal itu, raja pun marah, dan membatalkan perintahnya untuk menjadikan Li Bai sebagai pejabat tinggi. Akhirnya,  LI Bai pun  mengundurkan dir,i dari statusnya sebagai pegawai Istana, dan kembali ke desanya

.

Ratusan hingga ribuan tahun kemudian, karya karyanya masih melegenda dan diakui sebagai slah satu karya klasik yang sangat indah.


KESIMPULAN

Pepatah dari china mengatakan, Naga kecil tidak menyemburkan apinya. Naga kecil bersembunyi diantara riak riak gelombang.


Pepatah ini menggambarkan bahwa orang yang terlalu menonjol sebelum berkuaasa, akan dijatuhkan oleh lawan lawannya, justru ketika masih muda.


Salah satu professor saya memberikan nasehat  agar saya  menggunakan strategi “urut kacang”, ketika meniti karir.


“Jangan menonjolkan prestasi dan kemampuanmu, saat kalu masih di abwah. Berikan semua kemampuanmu kepada atasanmu. Karena jika kamu terlalu menonjol, dan menyainginya, kamu akan disingkirkan.”


Beliau melanjutkan,” Kemudian, ketika Atasanmu naik pangkat, karena dukunganmu, maka dia akan tetap membawamu. Karena dia membutuhkanmu. DIa tergantung dari kemampuanmu. Hingga ketika kamu mulai berkuasa, atau sudah menggantikannya, baru kamu boleh menunjukkan bakat bakat dan kemampuanmu”.



Begawan Tung 

Begawantung.Blogspot.com

 

Tidak ada komentar