Halaman

    Social Items

Journey to the west, sebuah karya klasik yang menceritakan perjalanan Sun Go Kong menemani seorang rohaniawan dari Tiongkok ke India, banyak dibaca oleh para pakar sttrategi dan kalangan bisnis dunia. Sebuah perjalanan Suci Ke barat, yang mengandung banyak pelajaran bagi kita.


Apa rahasianya?


Begini..

Pada jaman dahulu kala, bener ya, ini jaman dahulu kala. Jadi jangan dikaitkan dengan kondisi sekarang, apalagi di negeri ini. Bukan ya.. ini jaman dahullu kala…


Ada seorang Menteri Senior di sebuah kerajaan besar, yang dikenl sebagai seorang Tumenggung serba guna. Sang Menteri, memang memiliki banyak talenta. Oleh sebab itu, dia dipercaya oleh Raja untuk memimpin berbagai operasi, dan jabatannya pun rangkap rangkap.


Dari desas desus, dikabarkan bahwa Tumenggung serba guna ini,  memiliki  jabatan setara dengan Wakil raja, tetapi kekuasannya di atas raja. Setara dengan Toyotomi Hidoyoshi, kalau di jepang. Sebagaimana kita ketahui, Toyotomi Hidoyosi adalah wakil dari Kaisar Go Yozei, tetapi kekuasannya melampaui kekuasaan kaisar pada waktu itu. Bahkan bisa memerintahkan angkatan bersenjata untuk menyerang negara lain.


Saking berkuasanya, walaupun hanya di belakang layar, Menteri serba guna ini , bisa memepengaruhi keputusan raja, dan para birokrat, agar sesuai dengan kepentingannya. Itulah sebabnya, para punggawa, hingga senopati serta hulubalang kerajaan segan kepadanya.


Padahal, sang Mentri, ketika masih di dunia militer, jabatannya hanya biasa biasa saja. Walaupun sampai posisi senopati (Jendral kalau jaman sekarang) tetapi tidak pernah menduduki jabatan penting. Jadi banyak yang heran, mengapa beliau bisa punya kekuasaan sehebat itu.


Mungkin dia telah belajar dari buku cerita yang legendarais itu, buku cerita tentang Sun Go Kong. Selain mendapat dukungan dari kekuatan tertentu. Yaitu sebuah kekuatan yang tidak kasat mata secara hukum, tetapi nyata efeknya.


Dalam cerita itu, Sun Go Kong digambarkan sangat sakti, bahkan para dewa pun, diikalahkannya. Saking nakalnya, Monyet itu dihukum oleh Dewi Kwan Im, terjepit diantara bebatuan di sebuah gunung. Agar terbebas dari hukuman, dan bisa “memperbaiki diri” dari sifat buruknya, dia diminta untuk mengawal seorang Rahib, dalam perjalanan suci ke India.


Dewi Kwan Im paham betul dengan kenakalan Sun Go Kong. JIka tidak ada yang mengendalikannya, dia pasti akan berbuat semaunya sendiri. Walaupun sudah bersedia untuk menjadi murid Sang Rahib dan mengawalnya, dikhawatirkan, kenakalannya bisa kumat kapan saja. Dan ketika sifat nakalnya muncul, dia tidak akan bisa dikendalikan, karena kesaktiannya.


Itulah sebabnya, Dewi Kwan Im kemudian memasang sebuah mahkota di kepalangya. Di mana dengan mahkota itu, Sun Go Kong bisa dikendalikan oleh gurunya. Bagaimana caranya?


Caranya adalah dengan sebuah mantra. Jadi Dewi Kwan Im mengajarkan kepada Sang Rahib, sebuah mantra untuk mengendalikan Sun Go Kong, lewat mahkota yang dipakainya.


Ketika sebuah mantra itu dibacakan kepada Sun Go Kong, maka mahkota yang dipakainya itu akan sedikit menyempit dan menjepit kepala Sun Go Kong. Akibatnya, kepalanya akan merasa sakit luar biasa.


Jadi, jika Sun Go Kong nakal dan berbuat onar, Sang rahib cukup membaca mantra saja. Dan Sun Go Kong akan merasa kesakitan yang luar biasa, serta memohon agar Sang Rahib menghentikan mantranya.


Tentu Sang Rahib akan segera menghentikan mantranya, dengan syarat Sun Go Kong menghentikan kenakalannya.


Jadi, dengan mantra itu, Sun Go Kong bisa dikendalikan.


Kembali ke Menteri serba Guna, di jaman kerajaan, dahulu kala. Beliau selalu berusaha menempatkan “orang orang bermasalah” di posisi posisi penting kerajaan. Sementara, dia memegang kartu AS nya.


Jadi, jika para pejabat bermasalah yang ditempatkannya di berbagai posisi melawannya, maka dia akan menunjukkan kartu AS itu. Yaitu dafftar kesalahan dan bukti bukti, yang bisa menjerat mereka masuk penjara.


Ibarat Sun Go kong yang memakai mahkota dari Dewi Kwan Im, para pejabat kerajaan, juga dipasangi “Mahkota” oleh Sang Menteri. Saat mereka melawan, maka dikeluarkanlah Kartu AS nya, yang mirip dengan mantra Dewi Kwan Im.


Akibatnya, bagaikan kerbau yang dicocok hidungnya, mereka menuruti keinginan Sang Menteri. Hampir semua pejabat, hulubalang dan Senapati, tunduk dengan perintahnya.  Pejabat yang “tidak dipasang mahkota” pun, juga tunduk kepadanya, karena luasnya pengaruh yang dimilikinya.


Dan bagaikan seorang dirijen sebuah pertunjukan Orkestra, Dialah sebenarnya yang mengatur kekaisaran itu.


 

Begawan Tung

Begawantung.blogspot.com

 

 

 

TUMENGGUNG SEBAGUNA BELAJAR KEPADA SUN GO KONG

Journey to the west, sebuah karya klasik yang menceritakan perjalanan Sun Go Kong menemani seorang rohaniawan dari Tiongkok ke India, banyak dibaca oleh para pakar sttrategi dan kalangan bisnis dunia. Sebuah perjalanan Suci Ke barat, yang mengandung banyak pelajaran bagi kita.


Apa rahasianya?


Begini..

Pada jaman dahulu kala, bener ya, ini jaman dahulu kala. Jadi jangan dikaitkan dengan kondisi sekarang, apalagi di negeri ini. Bukan ya.. ini jaman dahullu kala…


Ada seorang Menteri Senior di sebuah kerajaan besar, yang dikenl sebagai seorang Tumenggung serba guna. Sang Menteri, memang memiliki banyak talenta. Oleh sebab itu, dia dipercaya oleh Raja untuk memimpin berbagai operasi, dan jabatannya pun rangkap rangkap.


Dari desas desus, dikabarkan bahwa Tumenggung serba guna ini,  memiliki  jabatan setara dengan Wakil raja, tetapi kekuasannya di atas raja. Setara dengan Toyotomi Hidoyoshi, kalau di jepang. Sebagaimana kita ketahui, Toyotomi Hidoyosi adalah wakil dari Kaisar Go Yozei, tetapi kekuasannya melampaui kekuasaan kaisar pada waktu itu. Bahkan bisa memerintahkan angkatan bersenjata untuk menyerang negara lain.


Saking berkuasanya, walaupun hanya di belakang layar, Menteri serba guna ini , bisa memepengaruhi keputusan raja, dan para birokrat, agar sesuai dengan kepentingannya. Itulah sebabnya, para punggawa, hingga senopati serta hulubalang kerajaan segan kepadanya.


Padahal, sang Mentri, ketika masih di dunia militer, jabatannya hanya biasa biasa saja. Walaupun sampai posisi senopati (Jendral kalau jaman sekarang) tetapi tidak pernah menduduki jabatan penting. Jadi banyak yang heran, mengapa beliau bisa punya kekuasaan sehebat itu.


Mungkin dia telah belajar dari buku cerita yang legendarais itu, buku cerita tentang Sun Go Kong. Selain mendapat dukungan dari kekuatan tertentu. Yaitu sebuah kekuatan yang tidak kasat mata secara hukum, tetapi nyata efeknya.


Dalam cerita itu, Sun Go Kong digambarkan sangat sakti, bahkan para dewa pun, diikalahkannya. Saking nakalnya, Monyet itu dihukum oleh Dewi Kwan Im, terjepit diantara bebatuan di sebuah gunung. Agar terbebas dari hukuman, dan bisa “memperbaiki diri” dari sifat buruknya, dia diminta untuk mengawal seorang Rahib, dalam perjalanan suci ke India.


Dewi Kwan Im paham betul dengan kenakalan Sun Go Kong. JIka tidak ada yang mengendalikannya, dia pasti akan berbuat semaunya sendiri. Walaupun sudah bersedia untuk menjadi murid Sang Rahib dan mengawalnya, dikhawatirkan, kenakalannya bisa kumat kapan saja. Dan ketika sifat nakalnya muncul, dia tidak akan bisa dikendalikan, karena kesaktiannya.


Itulah sebabnya, Dewi Kwan Im kemudian memasang sebuah mahkota di kepalangya. Di mana dengan mahkota itu, Sun Go Kong bisa dikendalikan oleh gurunya. Bagaimana caranya?


Caranya adalah dengan sebuah mantra. Jadi Dewi Kwan Im mengajarkan kepada Sang Rahib, sebuah mantra untuk mengendalikan Sun Go Kong, lewat mahkota yang dipakainya.


Ketika sebuah mantra itu dibacakan kepada Sun Go Kong, maka mahkota yang dipakainya itu akan sedikit menyempit dan menjepit kepala Sun Go Kong. Akibatnya, kepalanya akan merasa sakit luar biasa.


Jadi, jika Sun Go Kong nakal dan berbuat onar, Sang rahib cukup membaca mantra saja. Dan Sun Go Kong akan merasa kesakitan yang luar biasa, serta memohon agar Sang Rahib menghentikan mantranya.


Tentu Sang Rahib akan segera menghentikan mantranya, dengan syarat Sun Go Kong menghentikan kenakalannya.


Jadi, dengan mantra itu, Sun Go Kong bisa dikendalikan.


Kembali ke Menteri serba Guna, di jaman kerajaan, dahulu kala. Beliau selalu berusaha menempatkan “orang orang bermasalah” di posisi posisi penting kerajaan. Sementara, dia memegang kartu AS nya.


Jadi, jika para pejabat bermasalah yang ditempatkannya di berbagai posisi melawannya, maka dia akan menunjukkan kartu AS itu. Yaitu dafftar kesalahan dan bukti bukti, yang bisa menjerat mereka masuk penjara.


Ibarat Sun Go kong yang memakai mahkota dari Dewi Kwan Im, para pejabat kerajaan, juga dipasangi “Mahkota” oleh Sang Menteri. Saat mereka melawan, maka dikeluarkanlah Kartu AS nya, yang mirip dengan mantra Dewi Kwan Im.


Akibatnya, bagaikan kerbau yang dicocok hidungnya, mereka menuruti keinginan Sang Menteri. Hampir semua pejabat, hulubalang dan Senapati, tunduk dengan perintahnya.  Pejabat yang “tidak dipasang mahkota” pun, juga tunduk kepadanya, karena luasnya pengaruh yang dimilikinya.


Dan bagaikan seorang dirijen sebuah pertunjukan Orkestra, Dialah sebenarnya yang mengatur kekaisaran itu.


 

Begawan Tung

Begawantung.blogspot.com

 

 

 

Tidak ada komentar